DIAN WAHYU KUSUMA
PRESIDEN Joko Widodo menyebut tol Kayuagung—Palembang bisa mendongkrak ekonomi di kawasan Sumatra Selatan. Ruas jalan sepanjang 42,5 kilometer itu menjadi tulang punggung jalur tol antara Palembang dan Pelabuhan Bakauheni.
“Jalan tol ini tidak hanya menghubungkan antarwilayah, antardaerah, tetapi juga untuk membangkitkan perekonomian di Pulau Sumatera, khususnya di Sumsel,” kata Jokowi saat meresmikan jalan tol Kayuagung—Palembang—Betung ruas Kayuagung—Palembang—Keramasan, Selasa (26/1).
Jokowi yakin kehadiran tol ini memicu pertumbuhan pusat ekonomi baru. Kepala Negara memerintahkan Gubernur Sumsel Herman Deru untuk mendekatkan sentra ekonomi dengan jalan tol tersebut.
Jokowi juga menginstruksikan lahan kosong dekat tol trans-Sumatera dikembangkan menjadi kawasan produktif. Cara ini diyakini mampu memaksimalkan pertumbuhan ekonomi.
“Ada potensi besar yang bisa dikembangkan, pertanian, perkebunan, pariwisata, dan pertambangan. Dan ini akan meningkatkan nilai ekonomi dari produk-produk yang dihasilkan,” kata dia.
Jokowi mengatakan tol Kayuagung—Palembang membuka banyak peluang. Selain lokasinya yang dekat dengan pulau Jawa, lahan di sekitar tol masih sangat luas dan berharga kompetitif.
“Juga tenaga kerja yang tersedia di sini sangat besar sehingga aktivitas bisnis bisa dilakukan dengan biaya yang bersaing dengan provinsi yang lain, bersaing dengan negara yang lain,” kata Presiden.
Pangkas Jarak Tempuh
Ruas Kayuagung—Palembang—Keramasan ini memiliki panjang 42,5 kilometer. Sementara jalan tol Kayuagung—Palembang—Betung secara keseluruhan memiliki panjang 117 kilometer.
“Jalan tol ini adalah poros terpenting dari jalan tol trans-Sumatera. Poros utama Sumatera bagian selatan. Ruas terakhir yang menghubungkan Bakaheuni ke Palembang,” kata dia di pintu keluar tol Keramasan, Selasa (26/1).
Jokowi menjelaskan keberadaan jalan tol ini dapat menghemat waktu tempuh dari Bakauheuni ke Palembang. Biasanya membutuhkan sekitar 12 jam dengan jalur darat atau jalan nasional, sekarang cukup hanya 3—3,5 jam saja pada jarak 373 km.
Selain itu, jalan tol ini dinilai sebagai lompatan besar karena menghemat waktu tempuh hingga 75%. “Ini jadi lompatan besar karena menghemat waktu tempuh hingga 75%. Dan efisiensi ini akan memberikan kontribusi pada penurunan biaya logistik dan kompetitif daya saing yang besar bagi Palembang, bagi Lampung,” ujar dia.
Jokowi pun meminta kepada pemerintah daerah untuk menyambungkan ruas jalan tol ini ke sentra ekonomi di daerah yang dilewati maupun daerah terdekat. Hal itu sebagai upaya agar perekonomian di daerah yang berada di sekitar tol bisa lebih maksimal.
Jokowi berharap jalan tol ini tidak hanya menghubungkan antarwilayah-antardaerah, tetapi juga untuk membangkitkan perekonomian di Pulau Sumatera, khususnya di Sumsel. Kemudian menghidupkan pertumbuhan ekonomi baru atau simbol pertumbuhan ekonomi yang baru.
“Oleh karena itu, saya titip kepada Gubernur, bupati, dan wali kota agar jalan tol ini disambungkan ke sentra ekonomi, baik sentra pertanian, pariwisata, maupun perkebunan. Berikan akses penghubung ke sana, manfaat ekonominya akan lebih maksimal. Ini tugas pemerintah provinsi dan pemerintah daerah,” ujar dia.
Presiden didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat M Basoeki Hadimoeljono, Direktur Utama PT Waskita Karya Destiawan Soewarjono, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, serta para bupati dan wali kota se-Sumsel.
Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan penanaman 6.600 bibit pohon di area sekitar jalan tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbangi Besar-Kayu Agung.
“Kita gerakkan penghijauan di ruas tol atau bendungan sebagai kepedulian akan isu perubahan iklim,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Senin (25/1).
Penghijauan kawasan sekitar jalan tol, menurut dia, merupakan bagian dari upaya untuk menyelaraskan kegiatan pembangunan dengan konservasi. ”
Penanaman pohon ini bagian dari rencana menghijaukan jaringan jalan tol di Indonesia yang berfokus pada penataan lanskap ruang terbuka hijau dan permasalahan perubahan iklim,” kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Danang Parikesit.(MEDCOM/MI/O1)