RICKY MARLY
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) resmi mendistribusikan dan memasarkan obat yang digunakan untuk pengobatan Covid-19, Kamis (1/10). Obat tersebut adalah Covifor (Remdesivir). Covifor merupakan jenis obat generik asal India buatan PT Amarox Global Pharma, anak usaha perusahaan Hetero.
“Mulai hari ini (kemarin) barang sudah siap. Remdesivir sudah siap didistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia,” kata President Director Kalbe Farma, Vidjongtius, Kamis (1/10).
Kalbe Farma dan Amarox sudah melakukan penandatanganan kesepakatan distribusi dan pemasaran obat tersebut pada 28 September 2020. Menurutnya, dengan memanfaatkan kemampuan Kalbe dalam hal infrastruktur pemasaran serta distribusi secara nasional, kolaborasi itu diharapkan mempercepat akses dan ketersediaan obat yang lebih luas untuk pasien Covid-19 di seluruh Indonesia.
Adapun saat ini Kalbe memiliki jaringan yang kuat dengan tenaga kesehatan, rumah sakit, serta apotek yang dapat digunakan untuk mendukung pemulihan pasien Covid-19. Mengenai izin edar obat tersebut, ia memastikan Covifor sudah memperoleh persetujuan izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Obat tersebut juga sudah mendapatkan persetujuan Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM. Obat itu digunakan pengobatan pasien penyakit Covid-19 yang telah terkonfirmasi oleh laboratorium, terutama untuk orang dewasa atau remaja, yakni berusia 12 tahun ke atas dengan berat badan minimal 40 kg yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi yang parah.
“Uji klinis sudah di approve BPOM. Obat ini didistribusikan oleh jaringan kami langsung ke rumah sakit sehingga tidak diizinkan untuk diperjualbelikan di apotek,” ujarnya.
Bertambah 3.540 Orang
Pemerintah Indonesia melalui data Kementerian Kesehatan mencatat penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pada Kamis (1/10), menjadi 291.182, setelah ada penambahan 4.174 orang. Kemudian, untuk pasien sembuh menjadi 218.487 setelah ada penambahan 3.540 orang. Selanjutnya untuk kasus meninggal menjadi 10.856 dengan penambahan 116.
Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen 43.592 pada hari sebelumnya, Rabu (30/9), dan total akumulasi yang telah diuji menjadi 3.365.490. Uji pemeriksaan tersebut dilakukan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) di 158 laboratorium serta tes cepat melokuler (TCM) di 138 laboratorium dan laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 320 laboratorium.
Berdasar data yang dihimpun, DKI Jakarta pada Kamis (1/10) melaporkan ada 1.253 kasus baru dan 1.122 sembuh. Kemudian Jawa Barat melaporkan 559 kasus baru dan 128 sembuh. Lalu, Jawa Timur melaporkan 314 kasus baru dan 323 sembuh. Sementara Jawa Tengah ada 299 kasus baru dan sembuh 187, Riau ada 265 kasus baru dan sembuh 279, serta Sumatera Barat ada 192 kasus baru dan 107 sembuh.
Adapun data provinsi lima besar dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif adalah ibu kota DKI Jakarta 74.989, Jawa Timur (44.058), Jawa Tengah (22.734), Jawa Barat (22.764), dan Sulawesi Selatan (15.698). (MEDCOM/MI/R4)
rickymarly@lampungpost.co.id