DIAN WAHYU KUSUMA
PERBANKAN akan menurunkan biaya administrasi bulanan hingga Rp1.000 bagi pengguna kartu debet Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) Garuda Merah dan mengurangi komisi merchant discount rate/MDR menjadi maksimal 1%. MDR merupakan komisi yang diminta bank kepada pedagang atau sektor jasa yang menggunakan mesin EDC milik bank tersebut.
“Maksimal turunnya Rp1.000. Jika Bank Mandiri beragam dari rentang Rp500—Rp1.000,” ujar Senior Vice President Consumer Deposits Bank Mandiri Trilaksito Singgih Hudanendra di Jakarta, Senin (9/4).
Mandiri merupakan salah satu bank yang sudah menerbitkan secara resmi kartu debet nasional berstandar GPN dengan logo Garuda Merah. Bank Indonesia menargetkan hingga akhir April 2018, seluruh atau 115 bank di Indonesia sudah mengedarkan kartu debet berlogo GPN.
Secara perinci, penurunan tarif administrasi bulanan kartu debet Mandiri adalah untuk kartu debet Platinum menjadi Rp7.500 atau turun Rp1.000, kartu debet Gold Rp4.500 atau turun Rp1.000, dan debet silver Rp2.000 atau turun Rp500.
Sayangnya, biaya transfer dan tarik tunai masih menggunakan tarif lama. “Nanti kalau sudah banyak bank yang menggunakan kartu GPN, kita bisa menyesuaikan dan tarik tunai,” kata Singgih.
Kemudian, penurunan biaya juga terjadi pada tarif MDR. MDR adalah komisi yang diminta bank kepada pedagang atau sektor jasa yang menggunakan mesin EDC milik bank tersebut. MDR yang sebelumnya 2,5—3% kini menjadi maksimal 1% setiap transaksi.
Kepala Departemen Elektronifikasi Gerbang Pembayaran Nasional BI Pungky Wibowo mengatakan selain penurunan biaya administrasi dan MDR, kartu GPN juga memberikan akses nasabah untuk menggunakan alat bayar GPN lintas sarana dan prasarana milik perbankan.
Selain itu, segala tahapan transaksi, dari pengalihan (routing) hingga penyelesaian (settlement) dilakukan perusahaan dalam negeri sehingga segala prosesnya dilakukan di dalam negeri.
Terkait aspek keamanan, bank belum diwajibkan menerbitkan kartu GPN yang hanya difasilitasi teknologi cip. Kartu GPN masih dapat berupa pita magnetik tergantung saldo rekening yang ditetapkan bank penerbit dan nasabah.
Sementara itu, Gubernur BI Agus Martowardojo optimistis konsolidasi di korporasi dan perbankan pada penyaluran kredit maupun penghimpunan dana pihak ketiga bakal membaik pada akhir 2018.
Menurut dia, sejauh ini pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tercatat di kisaran 9%. Dengan realitas tersebut, Bank Indonesia berharap pada akhir tahun pertumbuhan DPK berada di skala 9—11%. “Jadi, ini adalah sejalan dengan recovery ekonomi Indonesia,” ujar Agus di Jakarta, Senin (9/4).
Agus menuturkan salah satu upaya yang terus dilakukan selama tiga tahun terakhir ialah konsolidasi korporasi. Meski berjalan sedikit melambat, hasilnya itu tercatat dalam kondisi baik.
“Begitu pula pertumbuhan kredit selama dua tahun terakhir agak pelan dan ini juga kami yakini akan lebih baik pada 2018. Akan ada di kisaran 10—12%, tetapi pertumbuhan pembiayaan dari pasar modal sangat menggembirakan,” ujarnya. (MI/E1)
dian@lampungpost.co.id