Industri Syariah Butuh Kepastian

DIREKTUR Syariah Banking CIMB Niaga, Panji P Djajanegara, mengatakan per tahun 2017 total aset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk saham syariah) mencapai Rp1.133,23 triliun atau tumbuh 27%. Namun sampai saat ini bank syariah tidak mampu berlari menghindari ketertinggalannya dari bank konvensional. Sampai tahun 2017, pertumbuhan rata-rata selama lima tahun terakhir laju pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) bank konvensional sebesar 7,8% untuk pembiayaannya dengan pertumbuhan dana 8,6%. Adapun di perbankan syariah pertumbuhan pembiayaan rata-rata sebesar 18,3% dan 22% untuk pendanaannya. "Sehingga praktis hampir lebih besar syariah 2,5 kali selama lima tahun belakangan," ujar Panji dalam paparan kinerja 2017 CIMB Niaga Syariah, di Jakarta, Senin (26/3). Baca juga : Bank Indonesia-MUI Kembangkan Ekonomi Syariah Namun payung hukum untuk memperkuat posisi industri keuangan syariah masih belum tersedia. Peraturan saat ini untuk mendukung perbankan syariah baru hanya berupa roadmap , belum menjadi peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK). " Roadmap sifatnya masih hanya imbauan, rekomendasi. Belum berupa kebijakan," ujar Panji. Salah satu roadmap OJK adalah bagaimana supaya perbankan syariah di 2019 sudah mencapai angka 10% pangsa pasar terhadap induk dan industri. Adapun di Desember 2017, masih di kisaran 5,6%—5,7%. Khusus perbankan syariah, kata Panji, untuk menggalang dana lebih sulit. Dengan pada umumnya berada di BUKU 1 dan 2, dana bank syariah otomatis akan lebih mahal. Termasuk biaya untuk menarik nasabah. Aset bank syariah juga lebih berisiko. Bank BUKU 1 dan 2 lebih rentan terhadap kualitas yang buruk daripada bank besar karena terbatas dalam menyediakan maksimum pemberian pembiayaan kepada nasabah. "Itu yang membuat perkembangan keuangan, terutama bank syariah, tertinggal. Rata-rata cost of fund di bank konvensional sebesar 4%. Tetapi kami di bank syariah 7%. Roadmap industri keuangan syariah belum clear . Mudah-mudahan tahun-tahun ke depan bukan lagi roadmap , melainkan POJK," ujarnya. (MI/E1)

Dian Wahyu Kusuma

Meski Sibuk, Beckham Tetap Utamakan Keluarga

Nilai Tambah Holding Migas Capai Rp942 Triliun

Hasil Tes Kejiwaan Pembunuh Ibu Kandung Belum Jelas

Premium Langka karena Salah Sasaran

Empat Kabupaten Rawan Politik Uang

Pembayaran Menggunakan QRIS

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Tragedi Kanjuruhan Hari Gelap Sepak Bola

LCC Percepat Pemulihan Ekonomi di Metro

Dua Remaja Pencuri Motor Babak Belur Dihajar Massa

Cerita Pedagang saat Rusuh Stadion Kanjuruhan Malang

Putri Candrawathi Ditahan, Polri Buktikan Tak Pandang Bulu

Sengketa Tanah Masuk Lima Besar Aduan di Ombudsman

Pelanggan Keluhkan Kenaikan Tarif Pelabuhan Bakauheni

PSSI Tak Prediksi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Timnas Amputasi Indonesia Telan Kekalahan di Laga Perdana

Siapkan Subsidi Angkutan Redam Inflasi

POPULAR POST

E-Paper Lampung Post, Edisi Rabu, 28 September 2022

E-Paper Lampung Post, Edisi Jum’at, 30 September 2022

E-Paper Lampung Post, Edisi Kamis, 29 September 2022

E-Paper Lampung Post, Edisi Selasa, 27 September 2022

E-Paper Lampung Post, Edisi Senin, 03 Oktober 2022

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda

Tambahkan Daftar Putar Baru