ATIKA OKTARIA S NILAM
BANK Indonesia Perwakilan Lampung mencatat lapangan usaha menjadi perbaikan ekonomi Lampung pada triwulan IV 2020. Terutama ditopang oleh peningkatan kinerja lapangan usaha informasi dan komunikasi yang selama pandemi covid-19 cenderung mengalami peningkatan permintaan.
Adapun pemulihan aktivitas ekonomi secara perlahan mendorong perbaikan lapangan usaha industri pengolahan (1,13%; yoy), setelah pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 10,17% year on year (yoy). “Di sisi lain, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh melambat 0,28% (yoy) dengan berakhirnya aktivitas panen komoditas perkebunan (kopi dan lada) dan tanaman pangan pada triwulan IV 2020,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Budiharto Setyawan, Senin (8/2).
Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran ada pula untuk reparasi mobil dan sepeda motor yang tercatat terkontraksi lebih dalam -9,87% (yoy). Hal itu antara lain dipengaruhi oleh terkontraksi lebih dalamnya konsumsi rumah tangga yang tecermin dari penurunan penjualan kendaraan bermotor akibat masih lemahnya preferensi masyarakat untuk membeli barang tahan lama. Lalu, pembatasan sosial karena pandemi covid-19 juga menjadi penentu.
Dengan perkembangan tersebut, pihaknya mencatat pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung tahun 2020 tercatat -1,67% (yoy). “Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera yang tercatat -1,19% (yoy). Meski lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yakni -2,07% (yoy),” ujarnya.
Peringkat Delapan
Secara spasial, kata Budiharto, Lampung berada pada peringkat ke-8 provinsi untuk pertumbuhan tertinggi tahun 2020 se-Sumatera. Namun, secara kumulatif, kinerja pertumbuhan ekonomi Lampung pada 2020 menurun dari tahun sebelumnya akibat penurunan permintaan sebagai dampak pandemi covid-19.
Selanjutnya, konsumsi melemah seiring turunnya daya beli dan permintaan masyarakat. Sementara ketidakpastian ekonomi menyurutkan niat pelaku usaha untuk berinvestasi dan bersikap wait and see.
Di sisi ekspor, pelemahan permintaan dunia memengaruhi volume perdagangan dunia yang menurun. “Meski demikian, di sisi konsumsi pemerintah, adanya stimulus fiskal yang bersumber dari bansos dan anggaran PEN menjadi sumber penopang aktivitas ekonomi pada tahun 2020,” ujarnya.
Dari sisi lapangan usaha, penurunan permintaan pada 2020 berdampak pada menurunnya kinerja di hampir seluruh lapangan usaha utama. Sejumlah lapangan usaha yang terkait dengan pariwisata, seperti transportasi, penyediaan akomodasi dan makan minum, perdagangan, serta jasa lainnya, mengalami dampak terbesar seiring terbatasnya mobilitas masyarakat.
Adapun lemahnya permintaan menahan kinerja lapangan usaha industri pengolahan. Ia menjelaskan laju perekonomian tahun 2020, antara lain ditopang oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi, pertanian, kehutanan, dan perikanan, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial.
Memasuki 2021, diperlukan komitmen bersama seluruh pihak untuk terus membangun optimisme pemulihan ekonomi Lampung. Hal tersebut dapat dilakukan, antara lain melalui implementasi program vaksinasi. Kedua, membuka sektor produktif terutama pertanian, transportasi dan pergudangan, perdagangan, serta industri pengolahan. Ketiga, pemerintah daerah memiliki peran kunci melalui akselerasi stimulus fiskal.
“Keempat, meningkatkan penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran. Kelima, mendorong pemulihan UMKM melalui akselerasi pemanfaatan digitalisasi (promosi dan transaksi pembayaran digital) dan gerakan bangga buatan Indonesia,” ujarnya dia. (O1)
atika@lampungpost.co.id