DAM Raman menjadi salah satu destinasi wisata alam yang ada di Kelurahan Purwoasri, Kecamatan Metro Utara, Metro. Selain menjadi tujuan wisata, lokasi itu juga kerap menjadi tempat memancing bagi penduduk sekitar maupun warga luar kota dengan aneka jenis ikan dari mulai ukuran kecil hingga besar.
Keberadaan lokasi wisata tersebut memberi dampak positif bagi warga sekitar. Sugiono (41), warga Desa Bandarsari, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah, misalnya, mengais pundi-pundi rupiah dengan berjualan kopi keliling di sekitar Dam Raman. Dengan sampan, dia berkeliling di sekitar dam menjajakan jualan kopi dan jajanan lainnya.
Teriakan “Kopi… kopi…” menjadi penanda saat Sugiono menawarkan kopi kepada para pemancing. Dia pun menghampiri pemancing yang membutuhkan kopi seduhannya.
“Awalnya saya hanya iseng-iseng saja. Saya juga sebelumnya hobi memancing di sini. Namun, lama-kelamaan saya tertarik berjualan kopi di sekitar sini,” ujarnya, Minggu (21/2).
Dia bermodalkan sebuah sampan serta dayung dapat menghabiskan lima termos air panas dalam sehari untuk melayani pemesanan kopi di sekitaran Dam Raman. Tidak hanya kopi hitam saja, dia juga menyediakan berbagai macam jenis kopi saset dan camilan berupa mi instan dan Pop Mie jika ada yang menginginkan.
“Alhamdulillah dalam sehari lima termos air habis, kadang juga malah kurang. Ya seberapa pun dapatnya tetap saya syukuri. Namanya juga rezeki,” ujarnya.
Harga Bersahabat
Namun, aktivitasnya tidak bisa berjalan terus-menerus. Sebab, jika ada masa sistem pengeringan, dia tidak berjualan dan beraktivitas kembali jika debit air kembali naik.
“Saya pernah istirahat sebentar karena ada sistem pengeringan. Jadi pemancing atau pelanggan saya berkurang dan karena pandemi Covid-19 juga sih pastinya,” kata dia.
Walaupun menjadi satu-satunya penjual kopi secara apung, Sugiono tidak memasang tarif yang mahal jualannya. Bahkan, harga jualnya sama dengan yang ada di warung kopi pada umumnya.
“Untuk kopi hitam Rp3.000, kopi saset Rp4.000, kemudian kalau Pop Mie atau mi instan itu Rp6.000. Saya sudah menyiapkan gelas plastik, jadi tidak harus saya tunggu sampai selesai minum kopi,” ujarnya.
Pada hari biasa Sugiono berjualan sehabis zuhur, sementara jika weekend, memulai usahanya dari jam 11.00 hingga habis barang bawaannya. (D1) Bambang Pamungkas