PUTRI PURNAMA
GEMPA yang tiga kali mengguncang Pesisir Barat dengan yang pertama berkekuatan 5,4 M, Rabu (27/1), akibat aktivitas sesar aktif. Meski tidak berpotensi tsunami, warga yang merasakan guncangan berhamburan ke luar rumah.
Menurut keterangan resmi BMKG Lampung, tercatat tiga kali gempa susulan, yakni pada pukul 18.06 WIB dengan kekuatan Mag:2,6 Lok:5,12 LSā103,74 BT (22 km barat laut Pesisir Barat, Lampung) dengan kedalaman 5 kilometer. Gempa susulan selanjutnya Mag:2.8, 27-Jan-21 pukul 18:10:22 WIB, Lok:5,09 LSā103,75 BT (23 km barat laut Pesisir Barat, Lampung) dengan kedalaman delapan kilometer.
āGempa susulan ketiga dengan kekuatan Mag:3.4, 27-Jan-21 18:31:21 WIB, lokasi 5,12 LSā103,74 BT (22 km barat laut Pesisir Barat, Lampung) dengan kedalaman 9 km,ā tulis Kepala Stasiun Meteorologi Kelas IV Maritim Panjang, Andi Cahyadi, Rabu (27/1).
“Masyarakat agar tetap tenang dan terus memantau informasi resmi dari BMKG melalui website atau media sosial kami,” ujarnya.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setyo Prayitno, gempa yang terjadi jenis dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan oblik naik (thrust fault oblique). Jenisnya gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif,” tulisnya pada keterangan resmi rilis BMKG.
Bahkan, keluarga saya yang berada di Sumberjaya pada merasakan juga. Semoga tidak ada gempa susulan.
Cukup Kuat
Taufik, warga Bandar Lampung, yang sedang berada di Kotaagung, mengatakan sejumlah warga berhamburan ke luar rumah karena merasakan gempa dua kali. “Ya kerasa banget gempanya dua kali, kami sedang mengobrol di dalam rumah, langsung keluar kaget takut gempa susulan,” katanya.
Eka Wahyuri, warga Kotaagung lainnya, mengaku merasakan cukup kuat efek gempa di wilayahnya. “Bahkan, keluarga saya yang berada di Sumberjaya pada merasakan juga. Semoga tidak ada gempa susulan,” ujarnya.
Ramadhani Ramdo, warga Liwa, Lampung Barat, juga merasakan getaran yang cukup keras. “Saya orang Pesisir Barat sampai berdiri agak terlempar, soalnya kayak hempasan gitu. Atap rumah saja pada mau terbang,” ujarnya.
Dadang, warga Pekon Way Redak, Kecamatan Pesisir Tengah, mengatakan tidak sadar kalau ada gempa. Namun, dia mengaku saat gempa terjadi pintu pagar rumahnya yang terbuat dari besi memang bergerak mengeluarkan bunyi.
“Ya sekitar seperempat jam lalu, saya baru tahu kalau ada gempa itu tadi ibu-ibu pada ribut bilang ada gempa. Tetapi memang tadi pintu pagar ini bunyi, mungkin saat gempa terjadi,” katanya.
Mira, warga Pekon Pemerihan, Kecamatan Krui Selatan, mengatakan merasakan getaran gempa saat berada di dapur. Dia kemudian berlari ke luar dari rumah.
“Kalau yang saya rasakan gempa terjadi sekitar 10-15 detik, enggak terlalu kuat, tetapi ada juga yang getarannya kuat. Alhamdulillah enggak ada kerusakan atau terjadi apa-apa,” ujarnya.
Warga Liwa yang sedang berada di dalam rumah jugaĀ berhamburan keluar. “Getaran gempanya terasa kuat sekali takut kalau kejatuhan reruntuhan bangunan, makanya lari keluar saja,” kata Panjaitan.
Dia mengaku merasakan getaran gempa cukup kuat sehingga bersama anggota keluarganya semua langsung lari keluar. āDaripada risiko, lebih baik menyelamatkan diri ke luar rumah,ā ujarnya.
Hermanto, warga Kelurahan Way Mengaku, mengungkapkan hal serupa. Dia baru pulang dari kerja dan bersama keluarganya sedang berada di dalam rumah. Tiba-tiba merasakan getaran gempa yang cukup terasa kuat sehingga spontan semua langsung berhamburan keluar.
“Belakangan ini sering terjadi gempa. Kita harus tetap waspada,” kata dia. (ELI/YON/D1)
putri@lampungpost.id