UMAR ROBBANI
CUARA ekstrem, terutama badai hujan, diprediksi sebagai penyebab getaran bervariasi dan gempa di Lampung. Curah hujan yang tinggi meningkatkan intensitas gempa yang dirasakan warga.
Pengamat Geologi Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung Erlangga mengatakan secara tektonik terdapat sesar tanah yang membentang dari utara hingga selatan Sumatera. Menurutnya, sesar tersebut selalu terjadi pergeseran setiap waktu.
“Sebenarnya, gerak sesar tanah di wilayah selatan Sumatera itu cenderung lebih rendah dari wilayah lain. Ini sebabnya waktu-waktu sebelumnya jarang terjadi gempa di Lampung,” kata pengajar Geologi Itera itu, Minggu (22/2).
Sebenarnya jalur evakuasi tergantung situasi bisa dimanfaatkan, tidak hanya untuk bencana tsunami.
Kemudian, curah hujan tinggi meningkatkan gerakan stress path atau lintasan tegangan tanah yang mendorong pergerakan itu lebih cepat. Hal itu membuat intensitas getaran hingga dirasakan masyarakat sekitar. “Hal itulah yang membuat masyarakat di beberapa daerah di Lampung merasakan gempa bumi,” kata dia.
Untuk diketahui, sejumlah kabupaten di Lampung yang merasakan gempa bumi. Antara lain Pesisir Berita, Lampung Barat, Tanggamus, dan Pesawaran. Walau begitu, aktivitas tektonik itu tidak berpotensi tsunami dan tidak menyebabkan kerusakan.
Terkait hal itu, sejumlah daerah yang rawan bencana alam terutama tsunami di wilayah pesisir Kota Bandar Lampung telah terpasang rambu jalur evakuasi. Kepala BPBD Kota Bandar Lampung Syamsul Rahman, melalui Sekretaris M Rizki, mengatakan sampai kini rambu jalur evakuasi tsunami telah terpasang di seluruh wilayah Kota Tapis Berseri.
“Mengenai jalur evakuasi sudah terpasang di daerah yang rawan bencana tsunami. Sebenarnya jalur evakuasi tergantung situasi bisa dimanfaatkan, tidak hanya untuk bencana tsunami,” ujarnya, kemarin.
Menurutnya, sampai tahun ini total rambu jalur evakuasi telah terpasang 180 titik. “Pemasangan jalur evakuasi tahun 2017 sebanyak 120 rambu, tahun 2019 sebanyak 60 rambu,” katanya.
Ketersediaan jalur evakuasi ini menindaklanjuti prediksi dari BMKG akan potensi tsunami di perairan laut Lampung. Peringatan dini itu terkait adanya pergerakan lempeng tektonik cukup aktif di wilayah Indo-Australia dengan Eurasia.
“Warga juga selalu kita berikan pemahaman serta edukasi, terutama di kondisi cuaca ekstrem saat ini. Kami minta warga selalu waspada, sebab bencana dapat terjadi kapan saja,” ujarnya.
Badai La Nina
Rizki menerangkan dampak badai La Nina yang menimbulkan curah hujan tinggi, yang disertai angin kencang. Maka dari itu, BPBD mengimbau masyarakat waspada, terutama di daerah rawan banjir, mengingat intensitas curah hujan akan meningkat. “Daerah rawan banjir antara lain di Kecamatan Rajabasa, Telukbetung Selatan, Kedamaian, Sukarame, Sukabumi, Panjang, Telukbetung Timur, dan Bumiwaras,” ujarnya.
Lainnya juga terdapat daerah rawan gempa bumi, yaitu Panjang, Kemiling, Rajabasa, Tanjungkarang Barat, Tanjungsenang, Telukbetung Barat, dan Telukbetung Selatan. “Rawan longsor di Panjang, Kedaton, Tanjungkarang Pusat, Langkapura, dan Telukbetung Barat,” ujarnya. (DET/R4)
umar@lampungpost.co.id