ARMANSYAH
SEJUMLAH proyek infrastruktur di Kecamatan Palas dan Sragi mendapat kritik dari anggota Komisi III DPRD Lampung Selatan. Sebab, mereka menemukan hasil pengerjaan yang sudah rusak.
Dua proyek pembangunan infrastruktur di Palas yang mendapat kritik, yakni pembangunan gorong-gorong di Dusun Semarang, Desa Bumidaya, dan saluran drainase berikut gorong-gorong di Dusun II Bumiasih.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Lamsel Waris Basuki menyebutkan timbunan tanah belum padat saat pengerjaan pembangunan gorong-gorong sehingga badan jalan bergelombang. Kemudian, dinding saluran drainase di Desa Bumiasih terlalu rendah dari badan jalan.
“Gorong-gorong di Dusun Semarang tanahnya amblas karena timbunannya belum begitu padat. Sehingga badan jalan masih bergelombang. Kami meminta Dinas PUPR untuk memperbaikinya,” kata dia, Jumat (5/2).
Untuk drainase di Desa Bumiasih, kata Waris Basuki, dindingnya sangat rendah dari badan jalan. Ia khawatir bahu jalan akan terkikis ketika turun hujan deras.
“Kalau dindingnya ini terlalu rendah, kami khawatir bahu jalan bisa terkikis saat turun hujan. Kami minta PU perbaiki semua ini,” kata dia.
Dia menambahkan temuan tersebut akan mereka bahas saat rapat hearing bersama Dinas PUPR. Jika memang permasalahannya pada perencanaan, pihaknya meminta Dinas PUPR ekspose saat pembahasan perencanaan di tingkat komisi.
“Kalau memang ada kesalahan di perencanaannya, setiap masuk perencanaan nanti kami minta Dinas PUPR ekspose di komisi dan buka semua dokumen perencanaan pembangunan. Biar kami uji di komisi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Bumiasih Poniran juga menyayangkan dengan rekanan karena tidak meratakan timbunan tanah pada badan jalan. Rekanan juga tidak membersihkan tumpahan tanah di badan jalan.
Selain itu, rekanan juga tidak bertanggung jawab atas kerusakan jalan lingkungan Dusun I yang rusak akibat adanya pengalihan jalan saat proses pembangunan drainase itu. “Pengerjaan pembangunan drainase oleh Usup, kontraktor dari Kecamatan Way Panji. Sampai sekarang jalan rabat yang dibangun akhir 2019 itu rusak dan kontraktor belum memperbaikinya,” katanya.
Retak dan Patah
Sementara di Sragi, anggota Komisi III DPRD Lamsel Deden Alindo kecewa dengan hasil pembangunan proyek infrastruktur jalan rabat beton oleh CV Taridon Jaya di Dusun 1 Desa Mandalasari. Pasalnya, pembangunan yang menggunakan anggaran APBD 2020 itu sudah banyak yang retak.
Kekecewaan itu saat anggota Komisi III DPRD Lamsel melakukan kunjungan kerja lapangan di ruas jalan rabat beton sepanjang 250 meter yang pembangunannya pada akhir 2020. Mereka menemukan keretakan dan patahan pada badan jalan rabat beton tersebut.
Deden menyayangkan hasil pembangunan jalan rabat menuju SMA Negeri 1 Sragi yang menghabiskan anggaran Rp276,9 juta tersebut tidak maksimal. “Kalau kondisinya banyak retak dan patah pada badan jalan ini sangat miris. Tentu tidak memuaskan yang hasil kerjaan rekanan ini. Berdasarkan keterangan masyarakat sekitar, rekanan hanya melakukan penyiraman satu kali pada badan jalan,” kata dia.
Waris Basuki menambahkan harus ada evaluasi atas pembangunan infrastruktur itu dan harus ada perencanaan yang baik.
“Jalan rabat beton ini harus dibongkar. Jelas kami kecewa dengan hasil seperti retak-retak dan banyak badan jalan yang retak. Kami tidak terima pembangunan ini,” kata anggota DPRD Lamsel dari DP Kecamatan Sragi itu.
Sementara itu, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dinas PUPR Lamsel, Varis Sandi mengatakan sebelum provisional hand over (PHO), rekanan sudah memperbaiki keretakan dan patahan pada badan jalan tersebut, seperti grouting dan penebalan.
“Hanya saja kendala teknis saya rasa sudah benar. Cuma posisinya karena alam cuaca panas saat proses pengerjaan yang mengakibatkan retak,” katanya.
Dia mengatakan akan membongkar bagian badan jalan yang retak dan patah selebar 25 sentimeter. Kemudian, Kembali mengecor dan meng-grounting bagian yang hanya retak.
“Kalau memang anggota Dewan merekomendasikan bongkar, ya kami bongkar. Ini sebenarnya kendala alam atau cuaca yang panas,” ujarnya. (D1)
armansyah@lampungpost.id