WIDODO
JEMBATAN Way Semah atau orang biasa menyebut jembatan Kali Wismo di Jalan KH Holib, Pekon Rejosari, Kecamatan Pringsewu, yang sudah berusia sekitar 30 tahun kini kondisi bangunan memprihatinkan. Aspal jalan di atas jembatan yang dibangun Pemerintah Provinsi Lampung itu terkikis sehingga membentuk kubangan.
Warga sekitar sering menimbun dengan sabes. Akibatnya, celah air tertutup sabes sehingga membuat air saat turun hujan menjadi tergenang karena tidak bisa langsung masuk ke lubang jembatan. Bahkan, beton bagian bawah juga sudah lama terlihat retak-retak.
Wakil Bupati Pringsewu Fauzi meminta Dinas PUPR menindaklanjuti kondisi jembatan yang tidak jauh dari Pasar Pringsewu tersebut. “Jembatan ini memang berada di jalan provinsi, tetapi kan berada di Pringsewu, sehingga kita harus mencarikan solusi,” ujarnya, Jumat (29/1).
Dia menjelaskan retakan beton bagian bawah tentu sangat membahayakan pengguna jalan, jika tidak segera mendapat perbaikan, khawatir terjadi sesuatu.
Menurut dia, kondisi jembatan sepanjang sekitar 30 meter dan lebar 7 meter yang sudah sangat memprihatinkan. Selain sudah termakan usia, juga banyaknya kendaraan berat yang melintas. “Kondisi tersebut hendaknya segera dilaporkan ke Dinas PUPR Provinsi,” ujarnya.
Menurut warga sekitar jembatan, sering dan banyak pengendara yang melintas jatuh karena sepeda motornya terjebak kubangan. āSaya sering menolong pengendara motor yang jatuh karena terjebak kubangan di tengah jembatan,ā ujar Yanto, pedagang suku cadang motor di samping jembatan.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Pringsewu Fahmi mengakui sudah banyak warga mengeluh dan melaporkan kepada pihaknya terkait kondisi jembatan. āSejauh ini keluhan warga kami tampung dan sudah beberapa kali meneruskan ke Dinas PUPR Provinsi,ā katanya.
Dia mengaku akan kembali mengecek ke lapangan guna memastikan kondisi jembatan Way Semah tersebut. Namun, karena keterbatasan wewenang, Dinas PUPR setempat hanya bisa menimbun dengan sabes untuk mempermudah jalannya transportasi.
Saya sering menolong pengendara motor yang jatuh karena terjebak kubangan di tengah jembatan.
Diperbaiki
Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pesawaran bergerak cepat memperbaiki jembatan penghubung di Desa Wiyono, Kecamatan Gedongtataan, yang terputus akibat aliran sungai yang meluap beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas PUPR Pesawaran Zainal Fikri, mengatakan pihaknya mendapat perintah langsung Bupati Dendi Ramadhona yang meninjau jembatan itu untuk memperbaikinya. Sebab, jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses penghubung antara Dusun Way Linti dan Dusun Gunungrejo.
“Meskipun jembatan itu sudah mendapat perbaikan, ada pembatasan kendaraan yang melintas. Jembatan itu sifatnya untuk penanganan darurat saja, makanya hari ini kami bersama aparatur Desa Wiyono akan memasang plang pemberitahuan kendaraan yang boleh lewat hanya sepeda motor dan kendaraan pribadi,” ujarnya, kemarin.
Dia memperkirakan rencana pembangunan jembatan permanen baru bisa pada 2022. “Untuk pembangunan jembatan permanen rencananya kami usulkanĀ pada tahun anggaran 2022. Sebab, jika pada APBD-Perubahan 2021, kami takut waktunya tidak selesai karena kan mepet waktunya,” katanya.
Reza, warga sekitar, mengaku senang dan berterima kasih kepada Pemkab setempat lantaran jembatan tersebut sudah bisa dilalui, meskipun masih sementara. “Meskipun sementara, jembatan ini menjadi satu-satunya akses kalau warga mau ke sawah ya lewat jembatan ini, kalau rusak seperti kemarin ya repot. Apalagi warga yang ada di gunung (Dusun Gunungrejo) susah kalau mau ke pasar dan para pendaki yang mau ke air terjun Gunung Betung sering melewati jembatan ini,” ujarnya. (CK1/D1)
widodo@lampost.co