WIDODO
PEKON Bandungbaru Barat, Kecamatan Adiluwih, Pringsewu, memiliki sejumlah program kerja baik kegiatan fisik ataupun nonfisik. Untuk kegiatan nonfisik seperti program pemeriksaan hewan ternak dan penyuntikan multivitamin dengan anggaran menggunakan dana desa (DD) 2022.
Kepala Pekon Bandungbaru Barat Rohidin menyatakan besaran DD 2022 sekitar Rp800 juta. Alokasi penggunaan DD untuk berbagai kegiatan, di antaranya 20 persen untuk pemberdayaan masyarakat termasuk di dalamnya program kesehatan hewan.
Dalam kegiatan kesehatan hewan pihaknya juga menggandeng tenaga medis hewan atau dokter hewan dari Puskeswan Kecamatan Adiluwih. Program kesehatan hewan ternak sapi dan kerbau untuk saat ini sangatlah tepat, apalagi dengan adanya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah wilayah dan Pekon Bandungbaru Barat langsung siaga melakukan penyuntikan multivitan.
“Di pekon kami ada sekitar 200 ekor sapi dan kerbau yang akan mendapatkan suntikan multivitamin agar ternak warga tetap sehat. Selain itu, alokasi DD 2022 untuk sejumlah program wajib, seperti 40 persen untuk bantuan langsung tunai (BLT) bagi yang terdampak Covid-19,” ujarnya, Selasa (17/5).
Pelayanan KIE
Sementara itu, Umi Mulyanti, petugas teknis dari Puskeswan wilayah IV kecamatan Adiluwih, menyatakan pihaknya telah melakukan kegiatan pelayanan kesehatan hewan dan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang kewaspadaan penyakit mulut dan kuku (PMK). Dalam kegiatan tersebut dengan langsung menyuntikkan multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak terhadap penyakit yang sedang mewabah (PMK).
Ia menjelaskan dari petugas teknis dari Puskeswan wilayah IV Adiluwih terdata 180 ekor ternak sapi, 70 ekor kambing di Pekon Bandungbaru Barat telah menerima pemeriksaan kesehatan hewan dan penyuntikan multivitamin. “Saya bersyukur kegiatan tersebut termasuk pengadaan obat hewan bersumber dari dana desa TA 2022,” ujarnya.
Dia berharap dengan kegiatan ini dapat meningkatkan produktivitas ternak dalam rangka peningkatan ketahanan pangan hewan di Pekon Bandungbaru Barat khususnya dan Pringsewu pada umumnya.
“Kegiatan ini untuk mendukung peningkatan produktivitas ternak sapi dan kerbau yang ada. Selain itu, sangat mendukung dalam menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan hewan,” katanya.
Dia menjelaskan selama proses pemeriksaan di lapangan tidak menemukan gejala adanya wabah PMK di wilayah Bandungbaru Barat. “Berdasar hasil pemeriksaan yang kami lakukan tidak ada sapi atau kerbau yang memiliki gejala terkena PMK. Namun, kami tetap mengimbau para peternak untuk tetap menjaga hewan ternaknya dengan baik agar tidak tertular penyakit yang berasal dari virus itu,” ujarnya. (D1)