FAJAR NOFITRA
PEMERINTAH Desa (Pemdes) Banjarwangi, Kecamatan Kotabumi Utara, Lampung Utara melakukan perbaikan jalan menggunakan Dana Desa (DD) usai mendapatkan persetujuan dari Pemkab setempat.
Kepala Desa Banjarwangi, Mudasir mengaku hal itu terpaksa dilaukan lantaran perbaikan jalan terakhir di ruas jalan milik kabupaten tersebut dilakukan pada tahun 2012 lalu oleh Pemkab setempat.
“Ada penambahan batu (Onderlagh) yang kita laksanakan melalui DD pada titik dianggap rawan kecelakaan. Tepatnya ada tiga titik disini, selain itu ada juga pembuatan siring di jalan terjal dan tebingan guna melancarkan arus air,” kata dia kepada Lampung Post, Senin (6/6).
Pembuatan siring dilakukan agar jalan tidak cepat rusak dan itu telah dilaksanakan beberapa tahun lalu. Namun, saat ini tidak dapat dilaksanakan lagi karena diambil alih Pemkab Lampura.
“Untuk itu, harapan kami dapat diperbaiki karena ini merupakan akses utama masyarakat berada di daerah pedalaman. Selain itu, juga menjadi penghubung ke desa tetangga. Seperti Desa Cempaka Timur, Kecamatan Sungkai Jaya dan Desa Bumi Ratu, Kecamatan Sungkai Selatan,” ujar dia.
Selain bukan kewenangan desa, lanjutnya, juga keadaan keuangan desa yang tak memungkinkan. Dalam mendukung pekerjaan perbaikan jalan di kabupaten tertua di Lampung itu.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, jalan yang pernah dibangun lebih dari satu dekade lalu itu telah mengalami kerusakan parah. Di beberapa titik ditemukan tidak ada lagi dasar jalannya (Onderlagh), hanya tanah merah. Bahkan badan jalan dengan spesifikasi lebar 4 meter dan panjang 3.500 meter itu terdapat lubang-lubang yang berubah menjadi kubangan saat hujan.
Kondisi ini diperparah, dengan tidak adanya drainase agar aliran air tidak masuk ke badan jalan dan merusaknya.
Segera Perbaiki
Warga Desa Banjarwangi, Kecamatan Kotabumi Utara, Lampung Utara meminta jalan kabupaten yang rusak parah di lokasi tersebut segera diperbaiki.
Menurut Andi, salah seorang pengguna jalan, sudah lebih dari satu dekade Pemkab Lampura tidak memperhatikan kondisi jalan yang rusak tersebut. Hal itu menyulitkan masyarakat lantaran jalan tersebut merupakan jalan utama untuk menunjang kegiatan sosial maupun ekonomi warga.
“Khususnya mengangkut hasil panen, baik itu dari tempat produksi maupun ke pengepul. Sehingga makin menambah kesengsaraan masyarakat disini,” kata Andi kepada Lampung Post, Senin (6/6).
Warga dari desa tetangga, Madukoro itu mengaku jalan tersebut merupakan akses utama moda transportasi warga khususnya menuju pusat produksi pertanian yang digeluti warga disana. “Kalalu melalui jalur lain masih berbentuk tanah sehingga jalan kabupaten ini menjadi satu-satunya pilihan masyarakat,” ujar dia.
“Harapannya, dapat cepat diperbaiki sebab ini merupakan akses utama warga.”
Sementara itu warga Desa Banjarwangi, Kamin mengaku kesulitan saat berkendara di jalan rusak tersebut sepulangnya dari kebun.
“Harapannya, dapat cepat diperbaiki sebab ini merupakan akses utama warga. Khususnya yang berasal dari dari Dusun III dan IV yang ramai penduduknya. Selain menjadi penunjang moda transportasi warga mengangkut hasil produksi pertanian, macam singkong, padi, kopi dan lainnya. Jalan ini juga, menjadi akses utama warga menuju ke sekolah,” katanya.
Dengan kerusakan itu, lanjut dia, menambah beban warga di tengah kondisi perekonomian sulit saat ini. Menurut dia, di lokasi jalan rusak itu juga sering terjadi kecelakaan dan rawan aksi kejahatan.
“Kami harus ekstra hati-hati, selain kecelakaan juga diintai tindak kejahatan seperti begal. Kami bersyukur pemdes masih peduli, dengan menempatkan petugas sekedar berjaga bahkan mengantar anak maupun famili melintas disini,” ujarnya. (D2)