KEPALA Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Faizal Anwar menyampaikan bahwa perekonomian Lampung pada triwulan IV 2020 mengalami kontraksi 2,26% (Y-on-Y). Jika melihat (Q-to-Q) triwulan IV 2020 dibandingkan triwulan III 2020, Lampung mengalami kontraksi 8,28% . Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Lampung triwulan I sampai IV 2020 dibandingkan dengan triwulan I sampai IV 2019 terkontraksi 1,67%.
Kontraksi ini lebih baik atau tidak mendalam dibandingkan dengan angka nasional yang mengalami kontraksi 2,07%. “Artinya pertumbuhan negatif nasional lebih dalam dibandingkan dengan Provinsi Lampung jika kita menghitung untuk satu tahun pada 2020 dibandingkan dengan 2019,” kata Faizal Anwar dalam rilis pertumbuhan ekonomi melalui virtual di Diskominfotek Lampung, Jumat (5/2).
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Lampung triwulan IV tahun 2020 (Q-to-Q) mengalami kontraksi 8,28%. Sedangkan pada triwulan IV tahun 2019 (Q-to-Q), besaran kontraksi 8,42%, tahun 2018 pada triwulan yang sama kontraksi 8,40%, dan tahun 2017 8,50%. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III tahun 2020 (Q-to-Q) mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi 4,16%, lebih tinggi dibandingkan triwulan III tahun 2019 dengan pertumbuhan 2,91% dan triwulan II tahun 2018 sebesar 3,36%.
“Artinya ini memberi gambaran betapa upaya telah dilakukan Pemerintah Provinsi Lampung pada saat pandemi Covid-19. Justru pada triwulan IV 2020 mengalami kontraksi yang lebih rendah dibanding dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya,” kata Faizal Anwar.
Menurutnya, perekonomian Lampung 2020 diukur berdasar pada produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp354,63 triliun. PDRB atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp240,31 triliun dan PDRB per kapita mencapai Rp41,62 juta.
Dari sisi produksi pada 2020, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 6,64%. Dari sisi pengeluaran, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada komponen PMTB 4,94%. Sementara di triwulan IV-2020 dibanding triwulan IV-2019. Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pasa lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum 13,10%. Dari sisi pengeluaran, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada komponen PMTB 8,47%.
Kemudian triwulan IV-2020 dibanding triwulan III-2020. Dari sisi produksi kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan 25,34%. Dari sisi pengeluaran, komponen PMTB dan pengeluaran konsumsi rumah tangga terkontraksi masing-masing 0,52% dan 0,06%. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera tahun 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan 1,19%. Seluruh Provinsi di Pulau Sumatera juga mengalami kontraksi ekonomi.(TRI/CR2/E1)