MENTERI Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan metode GeNose C19 masuk kategori screening atau penyaringan Covid-19. Sehingga saat ini, produksi GeNose baru mencapai 1.000 unit per pekan dan 5.000 unit selama Februari 2021.
“Maret baru bisa sampai 10.000 unit, artinya kapasitasnya sudah besar,” kata Bambang dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (3/2).
Meskipun demikian, metode ini tidak bisa mengganti swab test PCR yang memiliki fungsi mendiagnosis seseorang terpapar Covid-19.
“Kami tegaskan GeNose ini tidak didesain untuk menggantikan PCR, tapi murni didesain untuk screening, tetapi kami ingin screening itu akurat dan mudah dipakai, relatif terjangkau atau murah dan cepat hasilnya,” ujarnya.
Menurutnya, metode GeNose sebagai screening tidak akan masuk data statistik Covid-19. Sebab, GeNose sangat baik digunakan di tempat-tempat yang banyak dilalui orang, seperti DPR.
“Sebenarnya tadinya rencana kami sebelum RDP mau bawa dan menyerahkan satu unit GeNose ke DPR ya, menunggu pimpinan bisa serah terima secara simbolis,” ujarnya.
Untuk permintaan, kata Kemenkes, pihaknya UGM kewalahan memenuhi order dari sejumlah pihak yang tertarik menggunakan metode screening dari GeNose. Seperti wali kota Tangsel ingin membeli 100 unit untuk memenuhi kebutuhan di puskesmas.
“Ordernya sudah lebih 10 ribu pesanan, padahal produksi belum bisa mengejar, mudah-mudahan satu dan dua bulan bisa mengejar,” ujarnya.
Dia menjelaskan secara akurasi dan validasinya dengan cara penggunaan GeNose menggunakan hembuskan napas ke tabung khusus dan membandingkan dengan PCR pada orang yang sama.
“Memang yang dijadikan rujukan PCR. Bahwa PCR test yang tidak 100% akurat, tapi dia gold standart tetapi kamia coba bandingkan GeNose dan gold standart dengan hasil di atas 90% dengan pilihan RS di Jawa,” ujarnya.
Diketahui, GeNose adalah alat pendeteksi virus corona buatan para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) baru-baru ini resmi mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Berdasar pada laman UGM, Sabtu (26/12), Ketua Tim Pengembang GeNose Kuwat Triyatna mengatakan izin edar GeNose dari Kemenkes turun pada 24 Desember 2020. (MI/R5)