KETUA Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengungkapkan masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak percaya akan adanya Covid-19.
“Sebanyak 17% masyarakat masih belum percaya dan merasa yakin tidak akan terkena Covid-19. Ini angka yang sangat besar. Jumlah 17% artinya sama dengan 44,9 juta orang,” kata Doni dalam acara Kickoff Sosialisasi Strategi Perubahan Perilaku Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19, Jumat (2/9).
Sebab itu, masih banyak masyarakat yang tidak taat menjalankan protokol kesehatan. Doni menyatakan hal itu didapatkan dari hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) terhadap 90 ribu orang yang dilakukan pada 14 hingga 21 September 2020 lalu.
“Sebanyak 55% masyarakat menyatakan mereka tidak mematuhi protokol kesehatan karena tidak ada sanksi,” ujar Doni.
“Masyarakat masih memiliki ketergantungan terhadap adanya sanksi. Di sini dapat dilihat bahwa tingkat kesadaran kolektif dan pribadi masih belum maksimal,” ujarnya.
Selanjutnya, sebanyak 19% masyarakat enggan menerapkan protokol kesehatan karena minimnya contoh yang ditampilkan pimpinan dan pejabat publik.
“Oleh karena itu, keteladanan sangat penting. Kita harus bisa memberikan contoh kepada masyarakat selama beraktivitas bersama masyarakat. Menggunakan masker, jaga jarak, dan hindari kerumunan,” ujar dia.
Doni menyatakan dengan kondisi yang dihadirkan lewat data tersebut, menjadi satu tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
“Ini jadi tantangan. Bagaimana kita meyakinkan Covid-19 ini adalah nyata. Bukan rekayasa, bukan konspirasi. Korban jiwa di tingkat global sudah mencapai 1 juta orang, yang terpapar 33 juta orang. Itu bukan angka yang sedikit,” ujarnya.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penerapan protokol kesehatan, Satgas Covid-19 menggandeng Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk melakukan sosialisasi 3M terhadap masyarakat di satuan terkecil, mulai dari keluarga, komunitas, hingga individu.
“Tolong diingatkan kepada masyarakat bahwa permintaan pakar epidemiolog, dan pemerintah, agar kita patuh pada protikol kesehatan. Karena itu, tidaklah sebanding dengan perjuangan para dokter. Bahkan, tidak sedikit dokter yang gugur dalam tugasnya merawat pasien,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyambut baik perintah Satgas Covid-19 terhadap BKKBN untuk meningkatkan kesadaran di tengah masyarakat.
“Kita sadari bahwa sangat penting untik bahu-membahu, gotong-royong, agar kita punya kekuatan besar. Karena itu, kami sangat mendukung konsep yang ada di lapangan. Kami akan berupaya mengubah perilaku masyarakat agar tertib menerapkan protokol,” kata dia. (MI/S1)