BAMBANG PAMUNGKAS
SAMPAH infeksius pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri menjadi persoalan serius yang harus mendapat perhatian pemerintah. Pasalnya, sampah infeksius itu masih menjadi satu dengan sampah rumah tangga.
Salah satu pasien Covid-19 di Metro mengaku selama ini membuang sampah bekas pakai menyatu dengan sampah rumah tangga lain di kotak sampah depan rumah. Kemudian sampah dijemput secara terjadwal oleh petugas pengangkut sampah setempat.
“Kalau untuk penanganan limbah medis yang pernah kita pakai, misal masker atau tisu seingat saya tidak ada pemberitahuan. Jadi kita buang di tempat sampah saja,” kata salah seorang penyintas Covid-19 yang enggan disebutkan identitasnya saat dihubungi Lampung Post via telepon, Rabu (3/2).
Hingga saat ini, dia juga mengaku tidak mendapat sosialisasi terkait akan dikemanakan serta bagaimana sampah bekas pakai itu dibuang. Namun untuk kesehatan dirinya selalu dipantau dan diperhatikan.
“Kalau untuk konsultasi kesehatan itu sering. Seperti vitamin apa yang mau dikonsumsi. Tapi kalau untuk penanganan sampahnya, kami tidak diberi tahu harus bagaimana. Jadi kami buang secara normal saja. Bahaya apa enggak, kami kan enggak tahu,” ujarnya.
Panggil OPD
Merespons itu, Ketua Komisi II DPRD Metro, Fahmi Anwar mengatakan akan memanggil organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, di antaranya Dinas Kesehatan, rumah sakit, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Metro, Satpol PP yang terjun langsung untuk penanganan penanggulangan Covid-19 di Kota Metro.
“Besok kami akan panggil OPD terkait. Bagaimana sebenarnya mekanisme pelayanan yang diberikan terhadap pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah. Sebab, sampah bekas pakai pasien isolasi mandiri di rumah memang harus dipikirkan secara serius,” kata dia.
Dia menjelaskan pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah itu harus dikontrol dengan serius, bagaimana mengetahui keadaan pasien. Tidak hanya itu, pihaknya juga meminta dinas terkait untuk mengecek baik suplemen vitamin serta obat-obatan yang mempercepat kesembuhan pasien itu sendiri.
“Kami tidak tahu bagaimana aktivitas pasien seperti apa. Apakah keadaan ekonominya bagus sehingga asupannya terpenuhi atau malah tidak. Itu jadi langkah serius yang harus diperhatikan,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro Erla Andrianti seperti kurang paham akan hal itu. Ia pun meminta Lampung Post mengonfirmasi hal itu kepada kepala yang membidangi.
“Nanti saya tanyakan ke kabidnya dulu ya, seperti apa mekanismenya,” kata dia.
Sayangnya, saat awak media mencoba ingin menghubungi kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas), ternyata sedang memberikan penilaian tenaga kesehatan teladan, hingga tidak bisa memberikan keterangan.
“Bu Kabid masih ada di ruangan di lantai 2 dan masih penilaian nakes teladan hari ini, masih ada yang dinilai di ruangan beliau. Info terakhir Bu Kabid Kesmas masih ada penilaian nakes belum selesai Mas, kemungkinan besok kalau Mas mau ketemu beliau,” ujar staf yang dapat dihubungi, Eko Triono, via WhatsApp. (S1)