Deni Zulniyadi
Wartawan Lampung Post
DUA hari lalu, sekitar pukul 05.30, ponsel saya berbunyi. Setelah saya cek ternyata ada pesan melalui aplikasi WhatsApp dari istri yang sedang di luar kota.
Setelah saya buka, pesan itu berupa foto. Saya bingung juga kaget karena yang ia kirim adalah foto alat seperti untuk tes cepat covid-19. Tambah terkejut lagi karena stripnya ada dua. Lalu saya buru-buru bertanya, apa itu tes covid-19.
Dalam hati kembali bertanya-tanya, kalau itu alat tes cepat berarti positif dong karena ada strip dua. Namun, setelah dijelaskan oleh istri, ternyata itu alat tes kehamilan.
Alhamdullilah, istri saya hamil lagi. Akhirnya kami diberi amanah (lagi). Tanpa pikir panjang, saya mengajak istri ke dokter kandungan untuk lebih memastikan kehamilan itu. Kami kemudian menyesuaikan waktu agar bisa pergi ke dokter kandungan bersama-sama.
Saya sangat bersyukur karena Allah swt kembali memberikan anugerah kepada keluarga kami. Ini tentu tidak mudah dan harus dipertanggungjawabkan oleh kami sebagai orang tua, untuk menjaganya hingga terlahir ke dunia. Setelah itu merawat, mengasuh, dan mendidiknya. Kami sebagai orang tua sangat mensyukuri nikmat yang tidak terhingga atas kepercayaan ini.
Dalam artikel yang saya baca dijelaskan bahwa anak yang dianugerahkan Allah bukan hanya untuk kehidupan di dunia, melainkan juga untuk kehidupan di akhirat. Orang tua harus menjaga anaknya dalam kehidupan yang baik, terhindar dari ancaman neraka.
Sebagaimana firman Allah swt dalam QS At-Tahrim Ayat (6) yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Secara fitrah, Allah menempatkan anak di depan orang tua dalam berbagai posisi. Beberapa di antaranya yakni anak membawa rezeki, anak bisa menjadi cobaan atau ujian, sebagai perhiasan, sebagai penyejuk hati, dan tentunya penerus keturunan.
Mudah-mudahan kehadiran anak bisa makin mendekatkan kita kepada Allah swt, bukan sebaliknya. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Munafiqun Ayat (9) yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”