Eka Setiawan
Wartawan Lampung Post
UMAT Islam masih ingatkah dengan kisah Uwais Al Qarni yang disabdakan Rasulullah saw sebagai penghuni langit. Ya pemuda asal Yaman ini memiliki kekurangan. Namun, kekurangan yang dialaminya ini tidak menjadi penghalang baginya untuk tetap saleh dan selalu berbakti kepada ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya.
Ibunya adalah seorang wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan Ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit dikabulkan. Sang ibunda meminta agar dapat mengerjakan ibadah haji.
Uwais sempat tercenung lantaran perjalanan ke Mekah sangatlah jauh, melewati padang pasir tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Namun, Uwais sangat miskin dan tidak memiliki kendaraan.
Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah satu anak lembu yang dibuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi beliau bolak-balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit.
Walaupun dikatakan warga sekitar gila, Uwais tetap saja menggendong lembu naik turun bukit setiap hari. Makin hari anak lembu itu makin besar dan makin besar tenaga yang diperlukan Uwais. Namun, karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tidak terasa lagi.
Setelah delapan bulan berlalu, sampailah musim haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kg, begitu juga dengan otot Uwais yang makin membesar. Ia menjadi kuat mengangkat barang. Tahulah sekarang orang-orang apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari. Ternyata ia latihan untuk menggendong Ibunya.
Uwais menggendong ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Mekah! Subhanallah, alangkah besar cinta Uwais pada ibunya. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.
Uwais berjalan tegap menggendong ibunya tawaf di Kakbah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Kakbah, ibu dan anak itu berdoa. “Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais. “Bagaimana dengan dosamu?” tanya ibunya heran. Uwais menjawab, “Dengan terampunnya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah rida dari Ibu yang akan membawa aku ke surga.”
Kisah ini bertolak belakang dengan kisah dua anak, warga Bandung, Masitoh dan Deden, yang menggugat ayah yang telah membesarkannya secara perdata senilai Rp3 miliar ke pengadilan pada 12 Januari 2021. Hanya karena persoalan ahli waris, sang anak kompak menggugat ayah. Tentu perbuatan yang amat tak terpuji.
Masih banyak persoalan durhaka yang mungkin tidak terendus media. Kisah ini hendaknya didalami agar menjadikan kita sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tua, bukan sebaliknya zalim kepada mereka yang telah melahirkan dan membesarkan kita.