LAMPUNG merupakan daerah yang masih cukup kental menjaga budaya dan adat istiadat. Para tokoh agama, adat, dan budaya juga masih cukup memberi pengaruh kepada masyarakat.
Buktinya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung meresmikan Tugu Kerukunan Lintas Umat Beragama yang berada di Jalan Bahari, Kelurahan Panjang Utara, Kecamatan Panjang, awal tahun 2020 lalu. Kepala daerah ingin menjadikan tugu itu sebagai simbol harmoni kerukunan umat beragama di Bandar Lampung. Selanjutnya, Lampung pun memiliki forum kerukunan umat beragama (FKUB).
Sultan Sekala Bkhak Kepaksian Pernong Saibatin Puniakan Dalom Beliau (SPDB) Pangeran Edward Syah Penong menunjukkan kepeduliannya soal Covid-19 di Lampung, di antaranya dengan roadshow program mencuci tangan pakai sabun, memakai masker, dan menjaga jarak atau 3M. Sesungguhnya, kekuatan atau kearifan lokal ini bisa bermanfaat bagi penanggulangan Covid-19 di Lampung.
Apalagi, kini kondisi Covid-19 di Lampung kian memprihatinkan. Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Lampung, kasus konfirmasi Covid-19 kembali bertambah 58 kasus baru dalam satu hari pada Kamis (8/10). Tambahan itu membuat jumlah pasien Covid-19 menyentuh angka 1.089 kasus sejak Maret lalu. Dari jumlah kasus tersebut, sebanyak 261 pasien kasus konfirmasi masih menjalani isolasi.
Pihak kampus Universitas Lampung bahkan mengeluarkan kebijakan 100 persen bekerja work from home (WFH) bagi pegawainya. Hal itu menyikapi pengujian kesehatan dan penelusuran oleh Gugus Tugas Covid-19 Unila yang menemukan sejumlah sivitas akademika yang terkonfirmasi positif Covid-19. Kebijakan WFH diterapkan selama 14 hari mulai 9—21 Oktober 2020. Kegiatan akan kembali normal dilakukan mulai 22 Oktober 2020.
Yang tak kalah menjadi perhatian publik di antaranya pasien positif dalam kondisi sehat dan terkonfirmasi tanpa gejala. Mereka tetap menjalani isolasi di ruang khusus rumah. Isolasi mandiri untuk menuju fase penyembuhan harus didukung semua keluarga dan tetangga sekitar rumah. Berikan bantuan makanan dan nutrisi bila ada tetangga yang mengisolasi diri, bukan justru menjauhi atau membuat stigma. Di sinilah kerukunan umat dalam masyarakat diuji.
Pemangku kepentingan di Lampung bisa mengambil perannya. Perlu gerakan bersama semua elemen masyarakat dalam menghadapi pandemi di Lampung. Mobilitas antardaerah mesti diperketat supaya pergerakan virus tak makin menyebar makin luas. Semoga makin banyak tokoh masyarakat dan tokoh agama yang tetap eksis bergerak di masyarakat demi mengendalikan Covid-19.