SUBAIDI (69), warga Pekon Srimenanti, Kecamatan Airhitam, Kabupaten Lampung Barat, ditemukan tewas di kebun kopi di Pekon Puralaksana, Kecamatan Way Tenong, kabupaten setempat.
Korban pertama kali ditemukan oleh istrinya, Sri Wahyuni (55), Kamis (8/10), sekitar pukul 18.00.
Peratin Puralaksana, Atta, mengatakan Subaidi merupakan petani yang menggarap kebun kopi di Pekon Puralaksana. “Sebelum ditemukan meninggal, sekitar pukul 17.00, istrinya menyusulnya ke tengah kebun karena hari sudah sore, tapi suaminya itu belum juga pulang ke gubuknya,” kata Atta, Jumat (9/10).
Sri Wahyuni kemudian menemukan suaminya tergeletak di bawah pohon kopi. Sri Wahyuni lalu memanggil anaknya yaitu Muhamad Najamudin (17) dan Ardiono (28). Belakangan korban diketahui sudah meninggal dunia.
Mengetahui informasi itu, petugas Polsek Sumberjaya dan puskesmas juga mendatangi lokasi. Namun, dari hasil olah TKP bersama tim Dokter Puskesmas Pajarbulan Iwan Suryana, bahwa petugas tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, sehingga petugas menyimpulkan bahwa korban meninggal karena serangan jantung.
“Hasil pemeriksaan itu juga sesuai dengan keterangan yang disampaikan pihak keluarga. Menurut pihak keluarga, bahwa korban memang memiliki riwayat sakit jantung dan asam urat,” kata dia.
Atta menjelaskan Subaidi adalah warga Srimenanti. “Korban ini bersama keluarganya menggarap kebun warga di Pekon Puralaksana dengan sistem bagi hasil,” kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Nasibun (70), warga Pekon Waringin Sari Timur, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu, ditemukan tewas terjerat tali keranjang kopi (keruntung) di hutan Register 31 perkebunan Saung Naga, Kecamatan Ulubelu, Tanggamus, pada Februari 2020.
Diduga korban tewas karena terpeleset kemudian terjerat tali keruntung yang dibawanya. Hal itu berdasarkan kondisi lokasi jalan setapak yang miring dan licin. (ELI/D3)