PENDAPATAN retribusi sampah di Metro pada 2020 mencapai Rp1,2 miliar karena banyaknya sampah yang masuk di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Karangrejo, Metro Utara, yang rata-rata 50—80 ton per hari. Meski belum mampu memenuhi target awal Rp1,5 miliar, pendapatan itu sudah cukup bagus di tengah pandemi Covid-19.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Metro Yery Noer Kartiko mengatakan realisasi retribusi pada 2020 itu terbilang cukup tinggi. Sebelumnya, target retribusi sampah mencapai Rp1,5 miliar, namun untuk realisasinya tidak mencapai target itu.
“Di awal 2020 lalu target kami Rp1,5 miliar, tapi karena ada pandemi Covid-19 realisasinya hanya Rp1,2 miliar. Namun, itu sudah cukup bagus,” katanya, Jumat (12/2).
Dia menjelaskan untuk 2021 target retribusi sampah tidak berubah tetap di angka Rp1,5 miliar. Untuk mewujudkan realisasi tersebut, pihaknya akan membenahi database nasabah di Metro karena itu yang memengaruhi naik dan turunnya retribusi sampah.
“Kami tidak bisa 100% karena terkendala di database, validitas, dan keabsahan. Di database sebagian banyak yang belum terintegrasi. Sampai sekarang itu data di kami kurang lebih 5.000 nasabah. Itu bukan hanya rumah tangga, tapi juga dari perkantoran, sekolahan, dan tempat lainnya yang tidak terdaftar. Ada juga rumah yang buang sampah tapi tidak tertagih, kemudian DLH juga ada yang mengangkut sampah yang tidak bertuan,” ujarnya.
Bank Sampah
Menurut dia, jumlah penduduk Metro kurang lebih 170 ribu. Dalam hitungan normal satu orang rata-rata menghasilkan sampah 0,45—0 7 kg per hari. Jika satu tahun, jumlah itu akan banyak.
“Untuk data per hari kami tidak ada, data itu tidak spesifik. Kami tidak punya alat timbang untuk mengukur berapa banyak sampah yang masuk,” katanya.
Untuk meminimalisasi adanya sampah yang masuk di TPAS Karangrejo, pihaknya meminta untuk memperbanyak bank sampah, tempat daur ulang, TPST 3R, dan lainnya mulai dari tingkat kelurahan.
“Penguraian sampah seharusnya sudah mulai di tingkat kelurahan supaya tidak semua sampah itu masuk ke TPAS. Bahkan, lebih baik lagi penguraian mulai dari tingkat RT dan RW , itu pasti sangat meminimalisasi adanya sampah yang berlebihan,” katanya. (CR3/D1)