PERINGATAN Hari Pers Nasional (HPN) 2021 jajaran Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Metro menyambangi kediaman wartawan senior, Sudirman KM, Selasa (9/2). Bang Dirman, sapaan akrab wartawan senior itu, menerima penghargaan dari kedua organisasi pers tersebut.
Dia memulai profesinya sebagai wartawan di Surat Kabar Harian Umum (SKHU) Lampung Post pada 1980-an. Dia juga pernah menjabat ketua PWI Kota Metro pada 2014ā2017.
SMSI bersama PWI Kota Metro menyerahkan cenderamata siluet wajah karya Linang Kharisma, seniman galeri Kekasih Cahaya. Acara berlangsung di kediaman Sudirman Jalan Diponegoro, Imopuro, Kecamatan Metro Pusat.
Selain memberikan penghargaan, juga melakukan peniupan lilin kue perayaan HPN ke-75 secara simbolis di hadapan sang wartawan senior. Ketua SMSI Metro Ali Imron Muslim bersama dewan penasihat PWI Metro Darmanto dan Sekum PWI Metro Rino Panduwinata mendampingi kegiatan simbolis tersebut.
Ali Imron meminta pada peringatan HPN 2021 jangan melupakan tokoh para pendahulu pers di Metro. “Hari ini kami dari PWI dan SMSI Kota Metro merayakan kegembiraan bersama di kediamannya. Beliau wartawan senior sekaligus sesepuh dan sebagai guru dan panutan kami. Para wartawan saat ini tidaklah berarti sanggup membalas jasanya,” katanya.
Sempat Hilang
Yuliana, istri Sudirman, mengapresiasi perhatian dan silaturahmi yang tetap terjaga antarinsan pers. Dia mengenang kerja suaminya yang tidak terlupakan, yaitu saat meliput tragedi Talangsari.
“Suami saya hilang dari rumah berhari-hari. Lampung geger dengan berita Lampung Post yang menerbitkan tragedi Talangsari 1989. Orang-orang baju loreng bolak-balik ke rumah cari bapak. Anak-anak masih kecil waktu itu,” ujarnya.
Saat ini sang wartawan senior itu hanya bisa terbaring di tempat tidur akibat penyakit komplikasi jantung dan hipertensi yang dia derita sejak tiga tahun lalu.
Darmanto menambahkan Sudirman KM merupakan sosok wartawan luar biasa dan pekerjaan keras. Perjuangan serta kerja kerasnya patut jadi teladan bagi jurnalis saat ini.
“Pada 1980, beliau memasuki dunia kewartawanan sebagai biro pertama SKHU Lampung Post yang berada di Metro. Dia konsisten dan fokus serta memiliki narasumber yang kuat. Jaringan itu yang harus menjadi contoh bagi wartawan muda saat ini,” katanya.
Darmanto berpesan sebagai pilar ke-4 NKRI, pekerja pers wajib menyuguhkan tulisan yang berkualitas dengan narasumber yang kuat dan mengedepankan kode etik jurnalistik sesuai amanat UU Pokok Pers Nomor 40 Tahun 1999. (CR3/D1)