NUR JANNAH
ANAK dengan down syndrome (ADS) memiliki ciri fisik yang khas. Kelainan genetik tersebut dialami anak yang lahir dengan jumlah kromosom tidak normal.
Kasi Promosi Kesehatan dan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Asih Hendrastuti mengatakan down syndrome bukan penyakit keturunan. ADS umumnya memiliki kondisi jantung yang kurang baik sehingga harus mengonsumsi obat untuk bertahan hidup. “Jumlah ADS di Lampung tergolong kecil, namun membutuhkan perhatian besar,” ujar Asih, baru-baru ini.
Penanganan antara satu ADS dan lainnya berbeda, bergantung pada gangguan organ yang dialami. Asih menyebutkan ADS yang mengalami gangguan pada kaki sehingga tidak bisa berjalan harus menjalani latihan fisik. Sementara ADS yang mengalami gangguan pada jantung seperti tidak memiliki katup harus menggunakan alat bantu.
“Begitu juga bagi ADS dengan gangguan mata. Karena itu, penanganan tiap ADS berbeda, bergantung gangguannya,” kata Asih.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Rumah Sakit UGM, Widya Dwi Astuti, mengatakan indikasi down syndrome dapat dideteksi sejak dini melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Pemeriksaan USG di tahap awal dapat mengetahui kemungkinan terjadinya kelainan pada janin.
“Orang tua harus optimistis dalam mendukung pengembangan minat dan bakat.”
Seperti penebalan tulang tengkuk pada usia kehamilan 11—14 minggu. “Apabila penebalan area tersebut melebihi 3 milimeter, janin dicurigai down syndrome,” ujar Widya.
Janin dengan kelainan kromosom ini, dikatakan Widya, biasanya juga akan mengalami kelainan pada organ-organ lainnya. Risiko down syndrome dapat diminimalkan dengan hamil di usia reproduksi sehat antara 20—35 tahun. Namun, risiko pada usia kehamilan sehat juga tetap ada.
Pada peringatan Hari Down Syndrome Sedunia, Minggu (25/3), di Bandar Lampung, Ketua Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS) Lampung Armala Dewi mengatakan tema peringatan tahun ini adalah Aku Ada, Aku Bisa. Menurut dia, semua anak, termasuk ADS, memiliki potensi yang dapat berkembang secara optimal.
“Orang tua ADS harus optimistis dalam mendukung pengembangan minat dan bakat anak. Semua anak terlahir istimewa,” kata Armala.
Menurut dia, banyak ADS yang membuktikan prestasinya melalui kejuaraan di berbagai bidang, salah satunya olimpiade. Dengan perhatian dan perlakukan yang tepat, ADS bisa berprestasi. (MI/M2)
nur@lampungpost.co.id