PRESTASI mentereng ditorehkan Lionel Messi bersama klub yang dibelanya, Barcelona. Namun karier pemain yang dilabeli sebagai bakat terhebat di era sepak bola modern, belum mampu menghasilkan peruntungan manis di level tim nasional.
Sejak berseragam timnas senior Argentina pada 2005, prestasi tertiggi yang diraih dengan merebut emas Olimpiade 2008. La Pulga—julukan Messi—sempat tiga kali berpeluang memutus nasib buruk dengan lolos ke partai puncak di dua ajang Copa Amerika dan final Piala Dunia (PD) 2014. Namun kesempatan emas di depan mata tersebut sirna begitu saja.
Didera banyak kegagalan, Messi pun menyebut pergelaran Piala Dunia 2018 yang sudah di depan mata akan menjadi kans terakhir untuk merebutnya. Wajar kapten Timnas Argentina itu berpikir realistis. Pasalnya peraih lima kali gelar pemain terbaik dunia tersebut telah memasuki usia kepala tiga.
Baca juga : Salah Bisa seperti Messi dan Ronaldo
“Banyak berbicara tentang kami. Kritik yang datang cukup menyakitkan. Namun permintaan akan ada untuk tim ini untuk melakukan pekerjaannya. Jika kami gagal melakukannya, kami akan mendapatkan lebih banyak lagi (kritik) dan kami tidak akan mendapatkan kesempatan lainnya,” kata Messi.
Tekanan besar yang datang sempat membuat Messi menanggalkan karier tim nasional pada 2016. Sesaat dipermalukan Cile pada final Copa Amerika untuk kedua kalinya. Namun tidak berselang lama, ia memutuskan kembali membela Albiceleste—julukan Timnas Argentina.
Mengenang memori Piala Dunia 2014, Messi mengaku kekalahan di partai pamungkas kontra Jerman masih menyisakan luka dalam. Kendati demikian, ia menyebut ada hasrat baru jelang beraksi di Rusia pada Juni mendatang.
“Saya tahu betapa sulitnya memenangkan Piala Dunia dan kami dekat untuk meraihnya. Saya sulit menerimanya, itu sangatlah menyakitkan. Namun, saya bermimpi kembali ke final, mengangkat trofi. Itu mimpi yang selalu dimiliki setiap Piala Dunia datang, perasaan itu semakin kuat,” kata dia. (MI/O1)