Keberhasilan merebut medali menjadi tantangan bagi Pengprov WI Lampung untuk bisa meningkatkan prestasi.
UMAR WIRAHADI KUSUMA
PRESTASI mambanggakan ditorehkan Lampung pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Wushu 2018 di Sasana Among Raga Yogyakarta. Kontingen Lampung menyabet dua emas, satu perak, dan tiga perunggu.
Emas pertama dipersembahkan Tri Putri Damayanti dari ketegori prajunior 48 kg putri. Keberhasilan Tri diikuti Saeful Anwar dari kelas 65 kg senior putra usai mengalahkan Deni Daffa Arrafi dari Bengkulu.
Selain emas, satu perak diraih dari Chikal Labita di kelas 48 kg senior putra setelah kalah dari wakil Jawa Timur. Selain itu tiga perunggu dari Lola Mar’ati Anwar kelas junior 48 kg putri, Revie Salsabila (junior 52 kg putri), dan Ahmad Eka Listanto (senior 56 kg putra).
“Ini prestasi yang sangat membanggakan dan tentunya saya sangat berterima kasih kepada semua komponen, khususnya atlet dan pelatih. Saya sangat mengapresiasi perjuangan maksimal mereka sehingga bisa mempersembahkan medali,” kata Ketua Umum Pengprov Wushu Indonesia Lampung Indra Halim, Senin (2/4).
Koh Abun, sapaan akrabnya, mengatakan prestasi yang diraih menjadi kebanggaan yang sangat luar biasa. “Ini bukan hanya membawa nama pengprov, melainkan nama Lampung. Saya sangat bangga,” ujarnya.
Intinya, semua komponen harus terus bekerja keras.
Pembinaan
Manajer tim, Thung Hai Tjeng, mengaku mampu menorehkan prestasi karena pembinaan kontinu dan berjejang terhadap atlet terus dilakukan. Sebab tidak bisa dipungkiri secara kualitas pewushu Lampung masih belum bisa mengimbangi daerah lain.
“Di kejurnas ini kami sudah bagus, tetapi masih ada yang lebih bagus. Untuk itu pembinaan harus terus dilakukan agar bisa mempertahankan prestasi dan meraih yang belum digapai,” kata dia.
Mengenai target dan kepuasan, dia mengaku jika dilihat dari perjuangan atlet, persembahan yang didapat sangat cukup dan patut diapresiasi. Namun jika dilihat dari perkembangan wushu, tentu butuh pembelajaran yang lebih baik lagi.
“Intinya, semua komponen harus terus bekerja keras. Sebab saat ini kami dapat medali, belum tentu di kejurnas tahun depan bisa mempertahankannya. Ini yang patut diwaspadai karena moto kami adalah juara itu tiada akhir,” ujarnya. (O1)