Indeks Konsumsi Rumah Tangga Masih Rendah
ATIKA OKTARIA
ASISTEN Gubernur sekaligus Kepala Departemen Kebijakan Makro Prudensial Bank Indonesia, Juda Agung, mengatakan telah melakukan kajian empiris mengenai dampak penerapan kebijakan uang muka atau DP 0% untuk kredit kendaraan bermotor dan pelonggaran loan to value (LTV) kredit dan pembiayaan properti menjadi 100%.
Dia yakin kebijakan itu akan makin mendorong kredit konsumsi, khususnya di sektor yang bersangkutan. “Misal, LTV di properti dan KKB di otomotif. Hitungan kami secara kasar kira-kira dengan adanya relaksasi di sektor properti dan di sektor kendaraan bermotor kemarin. Mendorong kira-kira lebih dari 0,5% pertumbuhan di sektor konsumsi, khususnya di dua sektor ini,” kata dia.
Konsumsi Rendah
Agung menegaskan rendahnya konsumsi rumah tangga membuat pihaknya melonggarkan kebijakan relaksasi LTV 100% atau DP 0% untuk kredit properti serta uang muka kredit/pembiayaan kendaraan bermotor (KKB). Pasalnya, konsumsi rumah tangga memiliki peran yang cukup besar dalam produk domestik bruto (PBD) Indonesia, yakni 60%.
“Kalau kita lihat indeks konsumsi rumah tangga ini masih lebih rendah dibanding awal Januari 2020. Memang terkendala masih adanya PPKM dan sebagainya. Dari makro, kita tahu konsumsi rumah tangga share-nya besar 60% PDB,” kata dia.
Menurut dia, konsumsi rumah tangga sebagian besar didorong oleh masyarakat kelas menengah ke atas. Hal itu dikarenakan masyarakat ini banyak melakukan konsumsi di bidang kendaraan bermotor, pendidikan, hobi, entertain, dan lainnya.
Sangat berbeda dengan masyarakat menengah ke bawah yang lebih banyak menghabiskan konsumsi untuk kebutuhan pokok. “Nah ini menjelaskan mengapa konsumsi rumah tangga belum recovery. Sebab, pada kuartal IV 2020 konsumsi rumah tangga didominasi oleh belanja kebutuhan primer. Masyarakat menengah ke atas itu karena enggak belanja, tabungan mereka melimpah di perbankan,” kata Agung.
“Tren tabungan per orang itu dari Rp100 juta sampai Rp2 miliar masih tersimpan 12,7% dan di atas Rp2 miliar masih 21,27%. Ini menunjukkan mereka belum melakukan konsumsi layaknya kondisi normal,” ujar dia.
Melihat hal tersebut, saat ini masyarakat menengah ke atas yang seharusnya melakukan konsumsi rumah tangga justru mencari investasi dengan return yang tinggi. Beberapa investasi tersebut di antaranya ialah investasi saham, emas, pasar modal, obligasi, dan reksadana.
BI pun melakukan pelonggaran kebijakan relaksasi LTV 100% atau DP 0% untuk kredit properti serta uang muka kredit/pembiayaan kendaraan bermotor (KKB). Harapannya masyarakat mau melakukan konsumsi khususnya untuk properti dan kendaraan bermotor. (E1)
atika@lampungpost.co.id