DI Lampung ada daerah sejuk yang kerap diterpa hujan mirip Kota Bogor, yakni Liwa di Lampung Barat. Bahkan, udara di Liwa ini lebih sejuk dan dingin dengan pemandangan indah karena lokasinya berada di dataran tinggi.
Liwa adalah ibu kota Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Udara di sana begitu sejuk untuk dihirup baik pada malam maupun siang hari. Sebab, memiliki suasana yang berbeda pada saat sedang berada di kota.
Seperti julukannya, jangan lupa membawa payung ketika berada di sana karena bisa tiba-tiba hujan. Suasana di jantung Liwa sama seperti di daerah lainnya. Jalanan tertata rapi dengan taman di kanan kirinya.
Daerah yang pernah dilanda gempa bumi cukup besar pada 1994 itu memiliki sejumlah objek wisata yang menarik. Di antaranya Kebun Raya Liwa, Taman Hamtebiu, dan wisata Hambekhos, Bukit Kabut Bawang Bakung, Air Panas Sekincau, Istana Kesultanan, kawasan wisata Lumbok, dan perkebunan kopi yang membentang luas di sepanjang lintas barat Sumatera. Banyak sekali tempat wisata yang dapat dikunjungi tetapi tetap merasakan kesejukan.
Kebun Raya Liwa jadi tempat wisata favorit para wisatawan. Terletak di Desa Pekon Kubuperahu, Kecamatan Balikbukit, Liwa, Kabupaten Lampung Barat, memiliki luas lahan 86 hektare dengan tema tanaman hias Indonesia.
Kebun Raya Liwa terletak pada ketinggian 800—900 m dpl dengan tapak bergelombang serta kemiringan lereng cukup terjal.
Kebun Raya Liwa ini dibangun untuk diwariskan kepada generasi mendatang agar dapat dijaga dan dilestarikan agar mereka tetap dapat menikmati keindahan alam ini.
Di sini pelancong bisa menikmati sensasi dinginnya suhu ditemani aneka tanaman khas. Lokasinya juga amat cantik untuk berfoto baik swafoto maupun foto beramai-ramai bersama teman atau keluarga.
Taman Kota Hamtebiu juga bisa menjadi pilihan karena taman ini kerap dikunjungi warga untuk rekreasi.
Bagi warga yang lahir sebelum 1980, Taman Kota Hamtebiu memiliki sejarah yang sulit dilupakan. Terutama, bagi warga yang keluarganya menjadi korban gempa. Hamtebiu menjadi saksi bisu puluhan jenazah korban gempa yang dimandikan secara massal, sebelum disalatkan dan disemayamkan di pemakaman massal korban gempa yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari taman kota itu.
Hingga tahun 2000, keberadaan Hamtebiu yang berada tepat di jantung Kota Liwa, menjadi salah satu lokasi yang dianggap memiliki aura mistis dan menakutkan bagi warga. Namun belakangan, pasca-dicetuskannya konsep penataan Kota Liwa, kesan mistis Taman Kota Hamtebiu perlahan pudar. Kini tempat yang memiliki jalan setapak dari beton dan dipagar besi itu menjadi destinasi favorit warga. (CK4/R5)
apriesti@lampungpost.co.id