AKTRIS pemeran film To All the Boys I’ve Loved Before, Lana Condor, mengungkapkan kondisi kesehatan mentalnya justru berantakan ketika filmnya rilis di Netflix.
Condor menyebut rilis film yang ia bintangi itu hasilnya jauh dari ekspektasi. “(Film pertama) diterima jauh lebih baik daripada yang pernah saya bayangkan dalam mimpi terliar saya. Itu mengubah banyak hidup saya dengan sangat cepat,” kata Condor dilansir dari Insider, Rabu (3/2).
Condor memulai kariernya di dunia akting sebagai Lara Jean Song Covey, seorang remaja yang terobsesi dengan cinta di Rom-com 2018, film tersebut diangkat dari kisah seri buku karya Jenny Han.
Setelah sukses besar untuk tayangan streaming dan mengantarkan Condor ke status urutan paling atas, mengubah Costar Noah Centineo menjadi pacar internet, membuat kembali dua sekuel yang juga diangkat dari novel karya Han.
Film kedua dirilis pada tahun 2020, sedangkan film ketiga dan terakhir akan dirilis pada 12 Februari mendatang.
Condor memberi tahu Self bahwa selain film TATB pertama yang menjadi lebih populer daripada yang dia kira, dan hal itu membuat tekanan secara emosional dari pembuatan film seri Syfy yang berjudul Deadly Class.
Condor memerankan seorang pembunuh bernama Saya di penampilan satu musimnya yang menggambarkannya sebagai pemeran yang benar-benar gelap.
“Saya baru saja mengatakan ya untuk segalanya karena ini adalah kesempatan sekali seumur hidup, dan Anda ingin memanfaatkannya, dan Anda ingin merasa seperti Anda sepenuhnya merangkul segalanya. Tapi saya tidak pernah merasa lebih buruk secara mental,” kata Condor.
“Saya sangat lelah. Saya akan pulang pada malam hari dan saya tidak dapat berbicara. Saya tidak bisa makan. Saya tidak bisa tidur. Saat mau tidur terasa goyang dan gemetar saat bangun karena itu begitu banyak stimulasi,” ujarnya.
Condor mengatakan dia mencapai titik puncak dan akhirnya menceritakan semua yang ia rasakan saat panggilan telepon dengan timnya.
“Saya mengalami momen di mana saya hanya menangis, mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak merasa baik-baik saja. Dan mereka semua terkejut karena saya tidak terbuka tentang perasaan saya. Tidak ada yang tahu,” ujarnya.
Condor mengatakan ia menjadi terbuka dengan timnya, ditambah dukungan dari orang tuanya, membantunya membangun kembali kesehatan mentalnya.
“Setelah saya sharing dengan tim saya, itu adalah perubahan besar. Mereka benar-benar telah membantu saya menavigasi industri sekarang dengan cara yang jauh lebih sehat, di mana saya merasa seperti saya bisa melakukan apa yang saya sukai dan juga menjadi orang yang saya inginkan untuk diri saya sendiri,” ujarnya. (MI/R5)