IMLEK merupakan satu akar budaya dan dirayakan secara spesial. Saat perayaan berlangsung, seluruh keluarga berkumpul dan bersama-sama secara khusyuk mengenang leluhurnya.
Tahun ini perayaan Imlek berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Di tengah pandemi covid-19 yang masih merebak, perayaan dilaksanakan secara sederhana. Seperti apakah perayaan Imlek kali ini, berikut wawancara wartawan Lampung Post Sri Agustina dengan Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Provinsi Lampung Christian Chandra.
Perayaan Imlek kali ini berbeda dari tahun lalu karena adanya pandemi sehingga digelar secara sederhana. Apakah ini mengurangi makna dari Imlek itu sendiri?
Hari raya Imlek adalah hari permulaan musim Semi (Xin Chun). Oleh karena itu, makna Imlek buat orang Tionghoa adalah sebagai ajang puji syukur karena sudah bisa melewati satu tahun kehidupan.
Sudah melewati setahun yang penuh dinamika, menyambut Tahun Baru ini dengan rangkaian peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada alam, dan kepada leluhur. Jika situasi memungkinkan bisa kita rayakan dengan penuh kegembiraan, tetapi tidak harus bermewah-mewahan. Apalagi di situasi yang masih prihatin karena pandemi covid-19 yang belum mereda ini.
Pandemi memberikan banyak efek, termasuk saat beribadat di wihara juga diimbau menjunjung tinggi protokol kesehatan. Bagaimana menurut Anda?
Sebagai warga masyarakat kami mendukung penuh semua program dan semua upaya dari pemerintah dan masyarakat dalam meredam pandemi ini. Beribadah memang baik di wihara, tetapi beribadah di rumah juga tidak mengurangi makna dari doa kita kepada Tuhan.
Akibat pandemi banyak usaha yang terdampak, termasuk maraknya pemutusan hubungan kerja. Bagaimana PSMTI menyikapi hal ini dan membantu mereka yang terdampak pandemi?
PSMTI turut prihatin atas dampak yang ditimbulkan oleh pandemi ini. Hampir semua anggota kami juga terdampak. Kami selalu mengimbau untuk anggota kami agar tidak dengan mudah mengambil keputusan pemutusan hubungan kerja. Biarlah itu menjadi langkah yang terakhir atau langkah yang tidak pernah diambil.
Nah, untuk mengurangi dampaknya, PSMTI terus berbagi dengan masyarakat terdampak, seperti membagikan paket sembako, nasi bungkus, program beasiswa, serta pelatihan usaha dan membantu mencarikan pekerjaan pengganti.
Apakah adanya pandemi ini mengerem kegiatan PSMTI Lampung atau malah justru banyak kegiatan yang digelar?
PSMTI mengurangi dan menghentikan kegiatan yang mengumpulkan orang banyak, misalnya, kegiatan arisan dilakukan secara virtual. Beberapa bulan lalu, PSMTI Lampung mengadakan rakernas juga dilakukan secara virtual. Kegiatan donor darah, pembagian sembako, serta pembagian APD, misalnya membagikan masker, justru makin kami intensifkan.
PSMTI juga ikut berperan dalam mengedukasi masyarakat untuk mengutamakan protokol kesehatan dengan membagikan masker. Apakah ini akan terus dilanjutkan dan sasarannya di mana saja?
Iya pembagian alat pelindung diri, termasuk masker, tetap dan terus dilakukan. Sasaran di anggota PSMTI sendiri dan di kalangan masyarakat luas, seperti masyarakat di pasar-pasar tradisional.
Apa harapan Anda dan juga PSMTI pada Imlek tahun ini yang penuh kesederhanaan ini?
Kami berharap pandemi covid-19 ini segera bisa diatasi dan masyarakat bisa hidup normal lagi walaupun dengan new normal, tetap dengan kebiasaan baru.
Semoga di tahun depan (2022) di Tahun Baru Imlek 2573 kongzili yang akan datang dapatlah kita merayakan Imlek dengan penuh sukacita. Amin. (R5)