PERINGATAN Hari Gizi Nasional setiap 25 Januari menjadi momentum penting untuk meningkatkan kepedulian dan komitmen menjadikan masyarakat sehat dengan kecukupan gizi. Mirisnya, kita masih terus mendengar banyaknya kasus kekurangan gizi atau malanutrisi dan stunting. Seperti apa strategi peningkatan gizi, terlebih di tengah pandemi saat ini untuk meningkatkan imunitas tubuh, berikut wawancara wartawan Lampung Post Apriesti Liantiana dengan ahli gizi yang juga dosen Poltekkes Tanjungkarang Reni Indriyani.
Seperti apa kecukupan gizi untuk kebutuhan setiap orang, terlebih di tengah pandemi saat ini?
Kebutuhan gizi setiap individu berbeda-beda sesuai dengan jenis kelamin, usia, berat badan atau tinggi badan dan kondisi khusus seperti wanita hamil dan menyusui. Serta individu yang sedang sakit.
Dalam keadaan pandemi saat ini kebutuhan gizi tentunya sama saja dengan kebutuhan gizi sebelum pandemi, yaitu dengan menggunakan prinsip gizi seimbang, mengonsumsi aneka ragam makanan yang mengandung sumber karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran dan buah-buahan. Sehingga imunitas tubuh tetap terjaga.
Yang perlu dipahami pada masa pandemi ini tingkat risiko tertular Covid-19 sangat tinggi jika imunitas tubuh menurun, salah satunya karena kebutuhan gizi yang tidak tercukupi.
Apa dampak kekurangan gizi bagi setiap individu? Dan apakah orang yang kekurangan gizi tersebut bisa diperbaiki?
Dampak kekurangan gizi pada anak-anak dapat menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit terutama pada penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Sedangkan pada orang dewasa dapat menurunkan produktivitas kerja dan derajat kesehatan sehingga menyebabkan rentan terhadap penyakit dan pada wanita hamil dapat menyebabkan perdarahan, keguguran, berat bayi lahir rendah (BBLR), cacat bawaan.
Untuk individu yang kekurangan gizi masih dapat diperbaiki dengan mengonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhannya. Jadi dalam hal ini yang masih dapat diperbaiki adalah pertumbuhan fisiknya, tetapi pada perkembangan otaknya tidak dapat diperbaiki, karena periode emas pertumbuhan dan perkembangan adalah 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu dimulai dari 0-2 tahun.
Sehingga pada wanita hamil dan menyusui perlu mendapatkan perhatian lebih. Salah satu penyebab stunting adalah kurangnya pengetahan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan masa kehamilan serta setelah ibu melahirkan. Kekurangan gizi pada awal kehidupan anak akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia. Anak yang lahir dengan status kurang gizi (BBLR) selanjutnya akan tumbuh pendek (stunting) yang berpengaruh pada kognitifnya atau perkembangan otaknya. Jadi yang harus diwaspadai adalah jika terjadi kegagalan pertumbuhan, walaupun gangguan pertumbuhan fisik anak masih dapat diperbaiki dengan asupan yang baik, tidak demikian dengan perkembangan kecerdasannya.
Apa saja makanan yang disebut bergizi?
Makanan yang dapat menjamin kesimbangan zat gizi yaitu dengan mengonsumsi aneka ragam makanan setiap hari. Karena setiap makanan dapat melengkapi dalam zat-zat gizi yang dikandungnya. Pengelompokan bahan makanan berdasar pada tiga fungsi utama zat-zat gizi. Pertama, sumber energi/tenaga, yaitu makanan yang mengandung karbohodrat (makanan pokok seperti beras, jagung, gandum, umbi-umbian, dan lain-lain).
Kedua, sumber zat pembangun, yaitu makanan yang mengandung protein seperti lauk hewani; daging, ikan, telur, daging ayam, dan sebagainya. Kemudian lauk nabati; kacang-kacangan dan hasil olahnya seperti tahu, tempe, oncom, kacang merah, kacang hijau.
Terakhir, sumber zat pengatur adalah makanan yang mengandung vitamin dan mineral (sayur-sayuran dan buah-buahan). Kelompok sayur seperti sayur bayam, daun singkong, kangkung, kacang panjang, buncis, dll. Kelompok buah: mangga, jeruk, papaya, pisang, dll.
Bagaimana pengaruh gizi terhadap pertumbuhan dan perkembangan daya tahan tubuh dan pengaruhnya terhadap kecerdasan?
Pertumbuhan dan perkembangan pada manusia, khususnya pada anak, sangat dipengaruhi gizi karena pertumbuhan dan perkembangan memerlukan zat gizi berupa karbohidrat, protein, lemak, dan mineral serta vitamin yang cukup. Zat gizi terebut mempunyai fungsi dan peran masing-masing, misalnya karbohidrat berfungsi untuk keperluan energi ketika beraktivitas, protein berfungsi sebagai zat gizi untuk membangun, serta memelihara jaringan tubuh.
Jumlah protein yang diserap tubuh untuk pemeliharaan tersebut bergantung pada keadaan kesehatan pribadi masing-masing. Protein juga berperan dalam pembentukan imunoglobulin atau antibodi, yang berfungsi untuk melawan infeksi. Fungsi lemak yang paling utama adalah antara lain sebagai sumber energi dan pelindung bagi kerangka dan saraf serta komponen esensial untuk membantu zat gizi lain-lain dalam melakukan fungsinya.
Mineral berfungsi dalam kesehatan imun, sistem darah, kesehatan tulang dan gigi, bahkan perlindungan sel-sel di dalam tubuh. Mineral sangat diperlukan tubuh sebagai zat esensial (zat yang harus ada) dalam jumlah yang sedikit. Kekurangan mineral mikro-zink akan terjadi defisiensi zink sehingga akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan. Faktor utama yang memengaruhi pertumbuhan otak anak adalah gizi yang diberikan, terlebih pada masa percepatan pertumbuhan otak. Seorang anak yang mengalami gangguan kecerdasan akibat kekurangan iodium (kehilangan kecerdasan sebesar 10 hingga 50 IQ poin).
Artinya masalah gizinya memiliki peran vital. Menurut Anda, apa yang harus dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kekurangan gizi?
Terkait banyak permasalahan akibat kekurangan gizi, pemerintah harus dapat hadir mengatasi kesehatan masyarakat ini, mengingat masalah gizi berdampak pada penyakit kronis. Pemerintah harus membuat kebijakan pada setiap daerah tentang anggaran terutama pada sektor kesehatan (gizi) dan ketersediaan pangan dalam hal kecukupan dan pemeriksaan kesehatan dini (screening) untuk kewaspadaan. Untuk meningkatkan akses layanan, perlu petugas kesehatan khususnya dokter dan paramedis gizi klinis dan gizi masyarakat di setiap unit layanan kesehatan.
Bagaimana ahli gizi mengedukasi masyarakat untuk mengonsumsi makanan bergizi, meskipun dengan bahan yang murah?
Sesuai dengan tugas pokok pada petugas gizi, memberi layanan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang perbaikan gizi di masyarakat. Edukasi diberikan pada setiap saat baik formal maupun informal. Bentuk kegiatan formal berupa penyuluhan di posyandu, pertemuan gizi di masyarakat, sedangkan bentuk informal dapat berupa konsultasi, berbincang-bincang di setiap saat.
Bahan pangan di sekitar lingkungan kita cukup memadai sehingga perlu pemberdayaan setiap keluarga agar dapat memanfaatkan sekitar lingkungan rumah untuk budi daya tanaman maupun budi daya ternak. Seperti ternak lele dengan ember dan menanam sayuran kangkung, sawi di sekitar pekarangan rumah. (R5)