SEDIH dan gundah melihat anak-anak saat ini yang lebih tertarik memainkan gadget dan kurang tertarik dalam kemampuan menghafal Al-Qur’an, Aipda Cucu Ahyani Sutarsa (41), tergerak untuk membentuk semacam wadah bagi anak-anak belajar dan memahami kitab suci.
Anggota Polisi yang tergabung di Polda Lampung ini pun menggagas terbentuknya Yayasan Tahfidz Quran Al-Amin Way Kanan sejak beberapa tahun lalu. Anak-anak di bawah 10 tahun dan remaja terlihat tekun dan antusias belajar mengenal Al-Qur’an.
Saat wisuda tahfiz untuk anak di bawah 10 tahun belum lama ini, Cucu yang dikenal sebagai seorang polisi muncul di antara wisudawan. Kehadirannya tentu saja sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai pembina yayasan yang ingin melihat santrinya merayakan kelulusannya dan menghafal Al-Qur’an.
Saat ini, Cucu berpangkat ajun inspektur polisi dua atau aipda, tercatat sebagai anggota Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda Lampung, selalu menyisihkan waktunya untuk terus membina yayasan thafiz ini. Kegiatan ini juga sebagai bentuk pengayom dan pelayan masyarakat.
Menurut Cucu, Rumah Tahfidz Quran Al-Amin didirikan untuk kepentingan umat, terkhusus pembentukan generasi muda penghafal Al-Qur’an dan hadis yang kelak menjadi ahli Al-Qur’an, zikir, tawadu, dan menggenggam ilmu dunia.
Rumah Tahfiz juga sudah pernah menyelenggarakan wisuda pertama yang diikuti 56 santriwan dan santriwati dari 1—7 Juz.
“Khusus untuk anak yatim piatu dan duafa, pihak yayasan memberikan subsidi silang, terutama bagi mereka dari keluarga kurang mampu,” ujar dia dalam rilisnya ke Lampung Post.
Cucu, yang pernah bertugas dalam Operasi Militer Indonesia di Aceh untuk menumpas Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tahun 2002, menyampaikan Yayasan Tahfidz Quran Al-Amin bergerak dalam bidang agama, sosial, kesehatan, dan pendidikan. (RLS/R5)