AKSI anak muda Bandar Lampung yang melakukan balap liar di jalan raya berdampak negatif bagi para pencinta olahraga freestyle. Sebab, aksi tersebut menjadikan citra freestyle motor dianggap sebelah mata.
“Kalau kami ini kan olahraganya menggunakan motor (freestyle). Jadi, sekarang karena banyak anak yang balap liar, citra kami dianggap sebelah mata. Padahal, olahraga ini kami hadirkan di Lampung untuk mengharumkan nama provinsi kita,” kata pencinta olahraga freestyle, Ahmad Nur Kholik, yang pernah memenangkan juara dua kelas sport freestyle tingkat nasional di Palembang.
Ia mengatakan jika balap liar sangat tidak memberikan kesan yang baik pada masyarakat. Selain tidak mengindahkan peraturan lalu lintas, balap liar juga dapat membahayakan nyawa. “Rata-rata yang balap liar itu kan masih di bawah umur, lagi pula banyak yang tidak punya SIM, seandainya anak tersebut memahami bahaya yang ditimbulkan,” ujar dia.
Pemuda lain mengatakan jika setelah banyaknya aksi balap liar ini, menjadikan komunitas freestyle dianggap sebelah mata. Bahkan, tidak jarang jika komunitasnya sedang berlatih, ditegur karena dianggap ugal-ugalan.
“Kalau kami ini latihan saja di lahan parkir luas serta mendapatkan izin. Jadi, sangat teratur bahkan motor yang digunakan memang khusus untuk berlatih tidak digunakan untuk di jalan raya. Sebab, kami tahu peraturan lalu lintas,” ujar Julian, yang pernah memenangkan kejuaraan freestyle matic tingkat nasional di Yogyakarta.
Ia menilai sebaiknya orang tua tidak memberikan motor secara bebas kepada anak yang memang masih di bawah umur. Sebaiknya dilakukan pengawasan dengan tidak memberikan motor yang tidak sesuai standar keamanan lalu lintas. “Karena peran orang tua juga sangat penting, selain tidak baik untuk diri sendiri juga akan mengkhawatirkan orang tua,” ujarnya.
Anggota Freestyle Lampung Goyang Ekstrem lainnya mengatakan jika memang para pemuda yang melakukan aksi balap liar itu ingin menunjukkan aksi dan menyalurkan hobi, alangkah baiknya di tempat yang sebenarnya.
“Kalau memang hobi kebut-kebut, mungkin bisa ikut sekolah balap motor atau yang suka akrobatik motor bisa gabung dengan komunitas freestyle seperti kami. Sebab, selain menyalurkan hobi, bisa mewakili Lampung di kancah nasional sehingga mengharumkan nama Lampung,” kata Jemmy Zavaly, yang pernah menjadi juara umum kelas pro matik tingkat nasional di Medan.
Baiknya para pemuda yang suka balap liar, lebih baik menghentikan aksinya dan lebih mengutamakan pendidikan. Jika tetap ingin berlanjut di dunia balap, lebih fokus seperti pendidikan dan pelatihan, baiknya tidak di sembarang tempat. (CR2/R5)
atika@lampungpost.co.id