GUNA mengurangi volume limbah plastik, sekelompok masyarakat Kota Bandar Lampung sudah mampu mengolah sampah tersebut menjadi barang yang bernilai ekonomis.
Salah satunya kelompok kerajinan limbah plastik yang berada di kawasan Tanjunggading, Bandar Lampung, yang digunakan sebagai tempat mengelola limbah plastik dari masyarakat setempat sejak dua tahun lalu, dan hasilnya hingga kini bernilai ekonomis.
Siska, salah satu ibu rumah tangga di Kota Bandar Lampung yang telah ikut mendaur ulang sampah plastik menjadi suatu barang yang memiliki harga ekonomis tinggi berupa tas tersebut.
“Suka berkreasi dengan bahan apa pun kemudian timbullah ide untuk menggunakan sampah plastik untuk dijadikan atau membuatnya menjadi tas mau pun dompet,” kata Siska.
Siska mengatakan alasannya menggunakan barang bekas itu, karena dirinya ingin mengurangi populasi sampah plastik yang dipandang masyarakat sebelah mata tersebut, padahal kalau dikelola, bisa bernilai ekonomis.
Usaha rumahan ini sudah berjalan dua tahun lalu dan sekitar 30 hasil kerajinan telah dibuatnya. Dengan omzet sebulan tergantung dari barang yang dihasilkan.
“Untuk omzet sebulan tidak pasti karena tergantung barang yang dibuat, dalam sebulan saya mampu mengerjakan satu tas ataupun dua dompet,” ujarnya.
Untuk model serta inovasi sangat sederhana namun elegan tanpa menghilangkan nilai limbah dari kerajinan tersebut. Bahannya pun didapat dari pengumpulan.
“Harga dari dompet sekitar Rp35 ribu dan tas berkisar Rp100 ribu. Dari kalangan ibu-ibu hingga remaja membelinya serta tas itu sudah dijual ke berbagai toko,” ujarnya.
Ia berharap adanya perajin seperti dirinya dan rekan dapat mengurangi volume sampah plastik. “Untuk ke depannya sampah plastik bisa lebih berkurang, tidak berserakan di jalanan, sehingga kota lebih indah, dan parit bersih dari limbah,” katanya.
“Mengimbau kepada perangkat desa, RT, RW agar lebih memperhatikan kondisi parit di sekitar yang digunakan hingga kini masih digunakan masyarakat untuk mandi, cuci, dan lainnya dalam sehari-hari, sehingga jangan cemari parit dengan membuang sampah sembarangan,” ujarnya. (CK4/R5)