PASAR mobil bekas masih mendapatkan tempat di pasar otomotif di Indonesia. Mobil bekas pun cenderung menjadi solusi dikarenakan harga yang lebih murah dibandingkan membeli mobil baru. Namun, tidak melulu bicara harga, membeli mobil bekas pun harus teliti agar tidak menimbulkan risiko-risiko di kemudian hari.
COO Mobil88, Halomoan Fischer, mengatakan ada tiga alasan utama kenapa mobil bekas menjadi solusi, yaitu harga lebih murah. Konsumen bisa mendapatkan mobil dengan fitur sama dengan harga lebih murah.
“Alasan kedua itu adalah kendaraan bisa langsung dipakai, ini yang mungkin kita bisa lakukan jika membeli mobil bekas dibandingkan dengan mobil baru yang harus menunggu surat-surat kendaraan. Alasan ketiga, tingkat depresiasi lebih rendah,” ujar dia di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, ada beberapa indikasi kalau mobil bekas itu masih bagus, salah satunya adalah interior. “Mobil yang interiornya masih wangi, bagus, dan bersih itu bisa menjadi indikasi berarti orang itu merawat kendaraannya. Namun, ketika mobil itu tidak keurus, indikasinya orang itu tidak merawat mobilnya,” kata dia.
Namun, kata dia, membeli mobil bekas itu harus mengerti juga risiko yang ada, antara lain mobil disita, kerugian material, ancaman keselamatan, tidak bisa bea balik nama. “Pasar mobil bekas masih besar, tetapi harus dijaga kehati-hatian agar mengurangi risiko. Kalau mobil baru itu belum ada historical-nya, sedangkan kalau mobil bekas itu terekam historical-nya,” ujar Fischer.
“Ada baiknya ketika ingin membeli mobil bekas itu, kita harus mengecek mengenai surat-surat dan mengenai mobilnya sendiri. Sarannya, jika ingin membeli mobil bekas belilah di tempat yang bisa dipercaya, paling tidak harus tahu mobil ini pemakaian sebelumnya, seperti membeli dari saudara atau teman,” kata Halomoan. (LUC/M1)