MADU menjadi suplemen alami yang banyak dicari masyarakat di kala pandemi Covid-19. Sebab, madu diyakini mampu menambah imunitas tubuh dan juga menjadi obat dari banyak penyakit.
Hal ini pula yang memicu peningkatan permintaan madu dan ini menjadi peluang budi daya lebah madu yang menghasilkan.
Salah satu jenis lebah yang dapat dibudidayakan adalah lebah klanceng atau trigona di lahan pekarangan rumah dapat menjadi penghasilan tambahan keluarga. Kelebihan dari lebah ini adalah tidak memiliki sengat sehingga aman dibudidayakan dan peternak tidak perlu repot mencarikan lebah makan. Sebab, lebah dapat mencari makan sendiri asal lingkungannya mendukung.
“Modal beternak lebah trigona hanya kotak dari kayu bekas dan kita mesti memastikan lingkungan yang ditempati lebah nyaman untuk tinggal, setelah itu tinggal menunggu hasilnya,” ujar Sekretaris Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Provinsi Lampung, Jiwa Shofari, beberapa waktu lalu.
Beternak lebah trigona merupakan usaha sampingan keluarga yang menjanjikan. Sebab, tidak menyita waktu dari pekerjaan utama yang digeluti dan di masa pandemi ini, peternak beserta keluarganya dapat menikmati khasiat dari madu klanceng untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari penyakit.
“Tawon klanceng dapat dikembangkan di pekarangan rumah warga dan keuntungan usaha ini selain mendapatkan hasil secara finansial atau uang, peternak juga mendapat obat alami, yakni madu, sebagai keberkahan alam yang Allah ciptakan” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Sumber Tani, Kotabumi, Samsuri, mengaku lebah yang dikembangkan sejak 2018 lalu terbagi dua jenis, yakni Trigona torasika dengan ciri badannya berwarna kemerahan dan ukuran tubuh sebesar lalat hijau serta Trigona itama dengan badan berwarna hitam dengan ukuran tubuh lebih kecil.
“Saya sudah memiliki 12 koloni lebah klanceng yang ditempatkan di pekarangan rumah. Sedangkan, dari lima anggota poktan-nya total sudah ada 23 koloni lebah. Saat ini, saya lebih fokus untuk terus memecah koloni klanceng yang ada,” ujar Samsuri.
Di singgung hasil madu klanceng di kelompoknya, dia mengaku sebulan memperoleh hasil berkisar 10 botol dengan ukuran volume berkisar 280 mililiter. Harga jual per botol dibanderol ke konsumen Rp125 ribu.
“Karena hasilnya belum banyak, penjualan madu klanceng masih dilakukan secara lokal di seputar wilayah Kotabumi dan saya berharap madu klanceng dapat dikenal luas oleh masyarakat,” ujarnya. (YUD/R5)